Permukiman Gua di Kabupaten Bener Meriah (Sebuah Analisis Pendahuluan)
Main Article Content
Abstract
Abstract
Since the year 2009, the Archaeological Office of Medan has carried out various research in the hinterland of Aceh, at the Regency of Central Aceh. The research resulted in the finding of cave settlements that have been inhabited since 7000 thousand years ago. The data then raises a question on how people at that time found and settled there. This question later inspires a research trying to discover the possible route taken by the people at that time to reach the caves. A preliminary research was conducted at Bener Meriah Regency at the north of Central Aceh Regency by considering the existence of a river begins in the area and ends at the eastern coast of Aceh as well as the formation of limestone where caves and niches can be found. Lanscape archaeology approach is used in this paper to answer the question matter that focuses on physical and cultural aspects of the area. The rearch began with a topographic map study, a geological map, and digital elevation model (DEM). The second phase was a field survey to acquire caves and niches data and continued wth archaeological testing. The sites data was teh analyzed for potential archaeology and relation patterns between the sites and their surrounding. The provide pictorial description of such patterns, the nearest neighbouring analysis is used through the use of Arc-View 3.2 and ArcGIS 9.3 softwares with the extension of Network and Spatial analyses. The analyses of the settlement potential of the caves in Bener Meriah Regency show two caves of potential categori I, five caves of category II and four caves of no potential. The patterns of settlement are of scattered ones following the random patterns of limestone distribution.
Abstrak
Sejak tahun 2009, Balai Arkeologi Medan telah mulai melakukan penelitian arkeologi di daerah pedalaman Aceh, tepatnya di Kabupaten aceh Tengah. Dari penelitian tersebut telah didapatkan adanya gua hunian yang telah dihuni sejak 7000 tahun yang lalu. Data tersebut tentunya memberikan pertanyaan bagaimana manusia dapat menemukan dan kemudian menghuni lokasi tersebut. Bertolak dari pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian yang ditujukan untuk mengetahui jalur yang kemungkinan digunakan oleh manusia pada masa itu hingga sampai pada lokasi tersebut. Sebagai tahap awal, penelitian dilakukan di Kabupaten Bener Meriah yang berada di bagian utara Kabupaten Aceh Tengah dengan memperhatikan pada keberadaan sungai yang berhulu di lokasi ini dan berhilir di pesisir timur Aceh dan formasi batugamping dimana gua dan ceruk dapat ditemukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan model pendekatan arkeologi lansekap yang memperhatikan pada beberapa aspek fisik serta budaya pada lokasi tersebut. Penelitian diawali dengan melakukan studi peta topografi, peta geologi, serta Digital Elevation Model (DEM). Tahap kedua adalah melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data gua dan ceruk serta melakukan pengujian arkeologis. Dari data sebaran situs tersebut kemudian dianalisis potensi arkeologisnya dan analisis kemungkinan pola-pola hubungan antara situs dan lingkungannya. Untuk lebih menggambarkan hal tersebut digunakan juga analisis tetangga terdekat dengan bantuan perangkat lunak Arc-View 3.2 dan ArcGIS 9.3 dengan ekstensi Network Analysis dan Spasial Analysis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang situs-situs gua yang potensial hunian dan gambaran tentang bentuk interaksi yang mungkin dilakukan dengan pendekatan arkeologi lingkungan.
Downloads
Article Details
References
Connoly, James dan Mark Lake. 2006. Geographical Information System Archaeology. Cambridge: Cambridge University Press.
Nurani, Indah Asikin. 1995. “Pola Permukiman Gua-gua di Kaki Gunung Watangan: Suatu Hipotesis Permukiman Gua Kawasan Timur Jawa”, dalam Manusia dalam Ruang: Studi Kawasan dalam Arkeologi, Berkala Arkeologi Tahun XV-Edisi Khusus : 78—79.
_________. 1999. “Pola Pemukiman Gua di Pegunungan Kendeng Utara”. Berkala Arkeologi. Tahun XIX. Edisi No. 2: 1—13. Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. 2010. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Setiawan, Taufiqurrahman, 2009. “Loyang Mendale, Situs Hunian Prasejarah Di Pedalaman Aceh, Asumsi Awal Terhadap Hasil Penelitian Gua-Gua Di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”, Sangkhakala Vol. XII, No. 24, Oktober 2009: 229—239.
_________. 2011. “Pola Pemanfaatan Ruang Situs Loyang Mendale, dalam Sangkhakala Vol. XIV No. 2, November 2011: 179—194.
_________. 2012. Survei Gua-gua Prasejarah di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Laporan Penelitian Arkeologi. Belum diterbitkan.
Shackley, Myra. 1985. Using Environmental Archaeology. London: BT Batsford Ltd.
Subroto, Ph. 1995. 'Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi', dalam “Manusia Dalam Ruang: Studi Kawasan dalam Arkeologi.”. Berkala Arkeologi. Tahun XV-Edisi Khusus. Yogyakarta: Balai Arkeologi. Hlm. 133—138.
Sharer, Robert J. dan Wendy Ashmore. 1979. Fundamental Archaeology. California: The Benjamin Cumming Publishing Company Ltd.
Yuwono, J. Susetyo Edy. 2005. “Mozaik Purba Gunung Sewu: Hipotesis Hasil Eksplorasi Gua-gua Arkeologis Di Kecamatan Tanjungsari-Gunungkidul”. Gunung Sewu Indonesian Cave and Karst Journal. Volume 1 No. 1 April 2005: 40—51.
________. 2007. “Kontribusi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Berbagai Skala Kajian Arkeologi Lansekap” dalam Berkala Arkeologi Tahun XXVII No. 2/November 2007: 107 – 136.
Wiradnyana, Ketut. 2011. Prasejarah Sumatera Bagian Utara: Kontribusi pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Wiradnyana, Ketut, dan Taufiqurrahman Setiawan. 2011. Gayo Merangkai Identitas. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.