HUTA DI TOMBAK SITUMORANG: Perubahan Kosmologi Pada Masyarakat Batak Toba

Main Article Content

Ketut Wiradnyana
Taufiqurrahman Setiawan
Rytha Tambunan

Abstract

Huta merupakan satu kesatuan sosial yang merupakan bentuk sistem kepemilikan tanah yang berbaur dengan sistem kosmologi masyarakat Batak Toba. Huta merupakan elemen tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya sawah/ladang dan hutan (tombak). Sebuah huta dapat merupakan menjadi tanda keberadaan sebuah kelompok masyarakat dan juga penguasa kelompok marga dalam sebuah tatanan kosmologi, sehingga keberadaan huta menjadi sangat penting bagi eksistensi sebuah kelompok marga. Jadi sebuah huta tidak hanya bermakna ekonomi dan sosial juga bermakna religius. Sehingga ketiga elemen tersebut merupakan sebuah simbol makrokosmos dan mikrokosmosnya dapat dilihat pada bangunan rumah adatnya. Mengingat huta itu bagian dari elemen kosmologi, maka keberadaannya terpisah antara elemen sawah dan hutan/tombak. Di Hutan Tele Situmorang, huta berada di tengah hutan (tombak), hal ini sangat berbeda dengan pemahaman konsepsi kosmologi masyarakat Batak Toba. Berkenaan dengan itu, maka tujuan uraian ini adalah untuk memahami keberadaan huta yang berada di tengah hutan/tombak dalam kaitannya dengan kosmologi masyarakat Batak Toba. Metode yang digunakan dalam pengungkapan ini yaitu dengan mendeskripsi tinggalan arkeologis di huta tersebut untuk mengetahui objek sebagai sebuah huta, dengan segenap perangkatnya. Kemudian dilakukan metode etnoarkeologi atas konsepsi yang terkait dengan kosmologi masyarakat Batak Toba untuk dibandingkan dengan masyarakat tradisional lainnya guna memahami konsepsi kosmologi sebuah hunian. Diharapkan dengan metode tersebut dan folklor yang ada pada masyarakat dapat menggambarkan penyebab dari perubahan kosmologi sistem hunian masyarakat Batak Toba pada huta di hutan Tele Situmorang.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Wiradnyana, Ketut, Taufiqurrahman Setiawan, and Rytha Tambunan. 2019. “HUTA DI TOMBAK SITUMORANG: Perubahan Kosmologi Pada Masyarakat Batak Toba”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 21 (2). Medan, Indonesia, 136-50. https://doi.org/10.24832/bas.v21i2.364.

References

Abdullah, Irwan,2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Haviland, William A.1988. Antropologi Jilid 1. Jakarta; Erlangga

Haviland, William A.1988. Antropologi Jilid 2. Jakarta; Erlangga

Koentjaraningrat.1990. Sejarah Teori Antropologi II. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Nainggolan, Togar. 2012. Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis

Prager, Michael. 2008. “Dari Benda ke Masyarakat, Petunjuk Jalan Menuju Analisa Rassers Mengenai Struktur Sosio-Kosmik Batak”. dalam Tunggal Panaluan, Tongkat Mistis Batak. Medan: Bina Media Perintis.hal. 1-36

Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media, Jakarta

Simanjuntak, B. Antonius., 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Tobing, PH.O.L., 1963. The Structure Of The Toba-Batak Belief In The High God. Amsterdam: Jacob Van Campen. Hal 97-101.

Vergouwen,J.C., 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba.Jakarta: Pustaka Azet

Wiradnyana, Ketut. 2015. “Paradigma Perubahan Evolusi Pada budaya Megalitik di Wilayah Budaya Nias” dalam Kapata Vo. 11 No.2 2015. Ambon: Balai Arkeologi Ambon. Hal. 87-96

Wiradnyana, Ketut. 2015. “Mereposisi Fungsi Menhir Dalam Tradisi Megalitik Batak Toba” dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala Vo. 20 No.1 Mei 2017. Medan Balai Arkeologi Sumatera
Utara. Hal.33-47

Wiradnyana, Ketut & Taufiqurrahman Setiawan, 2018. “Laporan Peninjauan Arkeologi, Survei
Arkeologis di Perkampungan OP Guru Sojuangon Situmorang Huta Sisonak Lintong Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Prov.Sumatera Utara” dalam Laporan Peninjauan Arkeologis. Medan Balai Arkeologi Sumatera Utara. (tidak diterbitkan).

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>