EKOLOGI POLITIK DALAM PERLUASAN WILAYAH MASA SRIWIJAYA: BERDASARKAN BEBERAPA BUKTI PRASASTI

Main Article Content

Muhamad Alnoza
Rafael Arya Bagas Ananta
Mentari Putri Ramadhanti

Abstract

Srivijaya is a federation state in Nusantara on the 7th century AD. Dapunta Hyang as the first of Datu Sriwijaya, was first mentioned in the Kedukan Bukit Inscription (606 AD). In its development, Srivijaya's authority which began in Palembang began to develop into the surrounding areas. Evidence of this expansion of Srivijaya is recorded in the Srivijaya inscriptions found in these areas. The inscriptions found generally contain curses about people who rebel against unity. This paper is intended to reconstruct the ecological considerations made by Srivijaya in expanding its territory. This paper connects the location of the discovery of the inscription, the composition of the contents of the curse of the inscription and number of inscriptions to find out the priority scale of the Sriwijaya territory. The analyzed data is then compare it with the ecological conditions of each region. In interpreting the expansion of the region based on ecological and geographic conditions, political ecology theory is used. Finally, it can be seen that Palembang is the axis of unity, because of the many inscriptions found and the curse composition in the inscriptions. Palembang has a wealth of natural resources and the most favorable geographical conditions for the Sriwijaya Union. The inscription discovery area outside Palembang is a hinterland area, whose natural wealth is used as a commodity for Kadatuan Sriwijaya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Alnoza, Muhamad, Rafael Arya Bagas Ananta, and Mentari Putri Ramadhanti. 2020. “EKOLOGI POLITIK DALAM PERLUASAN WILAYAH MASA SRIWIJAYA: BERDASARKAN BEBERAPA BUKTI PRASASTI”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 23 (1). Medan, Indonesia, 58-72. https://doi.org/10.24832/bas.v23i1.368.
Author Biographies

Muhamad Alnoza, Universitas Indonesia

Lahir di Jakarta, pada 14 Desember 1998. Muhamad Alnoza kini telah menjadi salah satu mahasiswa di Prodi Arkeologi, Universitas Indonesia. Beliau menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas-nya di SMAN 8 Depok, pada tahun 2016. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian epigrafi dan arkeologi masa Hindu-Buddha. Dalam perjalanan kariernya Beliau telah menghasilkan beberapa karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: Si Pitung dari Ommelanden: Jawara Silang Budaya yang diterbitkan di Lomba Esai Hari Museum Nasional, di Museum Bahari pada tahun 2019, Nilai-nilai Pancasila pada Budaya Masyarakat Masa Klasik di Indonesia (abad 8-14 M): Sebuah Tinjauan Arkeologi yang diterbitkan dalam Lomba Penulisan Essay Pancasila yang diselenggarakan oleh BPIP pada tahun 2018.

Rafael Arya Bagas Ananta, Universitas Indonesia

Lahir di Bandar Lampung, pada 9 Mei 1998. Rafael Arya Bagas Ananta kini telah menjadi salah satu mahasiswa di Prodi Arkeologi, Universitas Indonesia.. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian arkeologi masa Hindu-Buddha dan Prasejarah di beberapa situs, seperti Goa Pawon Jawa Barat (2018), Situs Muaro Jambi (2018) dan Situs Liyangan Jawa Tengah (2019).

Mentari Putri Ramadhanti, Universitas Indonesia

Lahir di Jakarta, pada 17 Januari 1998. Mentari Putri Ramadhanti kini telah menjadi salah satu mahasiswa di Prodi Arkeologi, Universitas Indonesia.. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian arkeologi masa Hindu-Buddha di beberapa situs, seperti Situs Muaro Jambi (2018).

References

Atmodjo & Soekarto .1994. Beberapa temuan Prasasti Baru di Indonesia. Berkala Arkeologi XIV, 1-5
Bakosurtanal dan Fakultas Geografi UGM. .1985. Tim Laporan Pemetaan Terintegrasi Kepurbakalaan Sriwijaya. Yogyakarta (Belum diterbitkan).
Boechari. .2012. Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Casparis, J.G. .1956. Selected Inscriptions from the 7th to the 9th Century A.D. Bandung: Masa Baru.
Damais, G. Coedes. .1989. Kedatuan Sriwijaya: Penelitian tentang Sriwijaya . Jakarta: EFEO dan Puslitarkenas.
Hall, Kenneth R. .1985. Trade and Statecraft in Early Śrīvijaya. Dalam Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Hawaii: University of Hawaii Press
Kulke, Hermann. .2014. Kadatuan Sriwijaya: Imporium atau Kraton Sriwijaya?. Dalam Damais, dkk. Kadatuan Sriwijaya: Penelitian tentang Sriwijaya. Jakarta: Komunitas Bambu
Munandar, Agus Aris. .2017. Kaladesa: Awal Sejarah Nusantara. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
Neumann, Roderick P. .2009. Political ecology: theorizing scale. Dalam Progress in Human Geography 33 (3), 398-406.
Poesponegoro, Nugroho N. .2010. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Reswaty, Retno. .1997. Kerajaan Sriwijaya Abad 7 dan 8 Masehi Tinjauan Konsep Kekuasaan Raja Berdasarkan Data Prasasti dan Naskah Berita Asing. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sartono, S. .1978. Pusat-pusat Kerajaan Sriwijaya Berdasarkan Interpretasi Paleogeografi. Dalam Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional Pra-Seminar Penelitian Sriwijaya, 43-74.
Soekmono, R. .1985. “Garis Pantai Sriwijaya” dalam Amerta 3. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soeroso. .2017. Jaya Siddhayatra Sarwwasatwah. Dalam Utomo, B.B., 25Tth Retrospeksi Balai Arkeologi Sumatera Selatan, 13-22.
Utomo, Bambang Budi. .2010. Buddha di Nusantara. Jakarta: Buddhist Education Centre.
Yenrizal. .2018. Makna Lingkungan Hidup di Masa Sriwijaya: Analisis Isi pada Prasasti Talang Tuwo. Jurnal aspikom, vol.3 no.5, 833-845