TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR BANGUNAN PECINAN DI KESAWAN MEDAN

Main Article Content

Rudiansyah Rudiansyah

Abstract

Most of the buildings in Kesawan-Medan still maintain the Dutch-Chinese architecture of the transitional period or the Transitional architecture, although the awareness to preserve this historical heritage is still low. Furthermore, there is no regulation limiting changes that may be made, yet it has not been designated as a Cultural Conservation Building. This situation raises fears of losing track of the original building. This paper intends to explain the typomorphological characteristics of the Chinatown building architecture in Kesawan-Medan. The method used is desk research on research reports, various sources of books, and journals. The theory used is the theory of area morphology and building typology from Andre Loeckx and Markus Zahnd. The general condition of the building has not lost its original form. Renovations were carried out within the limits of repainting, repairing damaged elements, and changing functions. Typomorphology is evident from the materials used and their layout. Building materials used are from the surrounding environment, such as bricks, tile roofs, and windows. The layout of the building is in the residential emplacement area of the city center, with a flat topography in the tropical wet climate of Indonesia.


Permukiman kesawan Medan sebagian besar masih mempertahankan arsitektur bangunan Belanda-China periode peralihan atau arsitektur Transisi, walaupun kesadaran pelestarian peninggalan bernilai sejarah masih minim. Belum ada peraturan batasan perubahan yang boleh dilakukan dan belum ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran akan kehilangan jejak bangunan aslinya. Tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan karakteristik tipomorfologi arsitektur bangunan pecinan di kesawan Medan. Metode yang digunakan adalah desk research terhadap laporan hasil penelitian, berbagai sumber buku dan jurnal. Menggunakan teori morfologi kawasan dan tipologi bangunan dari Andre Loeckx dan Markus Zahnd. Kondisi bangunan secara umum belum kehilangan bentuk aslinya. Renovasi dilakukan dalam batas pengecatan ulang, perbaikan elemen yang rusak, dan perubahan fungsi. Tipomorfologi khasnya tampak dari bahan yang digunakan dan tata letaknya. Bahan bangunan dari lingkungan sekitar, seperti bata, keramik atap genting dan jendela. Tata letak bangunan berada di kawasan emplasemen permukiman pusat kota, dengan topografi lahan datar dalam lingkungan iklim tropis basah Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Rudiansyah, Rudiansyah. 2021. “TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR BANGUNAN PECINAN DI KESAWAN MEDAN”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 24 (2). Medan, Indonesia, 135-46. https://doi.org/10.24832/bas.v24i2.460.
Author Biography

Rudiansyah Rudiansyah, Universitas Sumatera Utara

Lahir di Sipare-pare Tengah, 11 April 1992. Rudiansyah merupakan salah satu Dosen di Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Mendapatkan gelar Sarjana dari Universitas Sumatera Utarapada tahun 2014, dan gelar Pasca Sarjana dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2017. Mengikuti program Government Scholarship di Huaqiao University, China tahun 2019 dalam bidang sinologi. Saat ini aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian sinologi, filologi dan kajian budaya. Dalam perjalanan karirnya beliau telah menghasilkan karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: Sebuah Buku yang berjudul Tipologi dan Makna Simbolis Rumah Tjong A Fie, diterbitkan di Estilisium, Yogyakarta pada tahun 2016. Unsur Akulturasi Budaya pada Rumah Tjong A Fie di Kota Medan, diterbitkan di Jurnal Pantun ISBI-Bandung pada tahun 2017. 孔子在当今中国展中所扮演的角色, diterbitkan di International Seminar APSMI pada tahun 2018. Kiai Ageng Selo Sang Penakluk Petir, diterbitkan di Hanum Publisher, Grobogan pada tahun 2019 dan Philological Studies: Analysis of Chinese Calligraphy at the Tjong A Fie Mansion Museum, diterbitkan di Randwick International of Social Science (RISS) Journal pada tahun 2020.

References

Abdullah, Taufik. 2009. Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933). Equinox Publishing.

Buiskool, Dirk A. 2009. “The Chinese Commercial Elite of Medan, 1890-1942: The Penang Connection.” Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society 82 (2): 113–29.

Handinoto. 2009. “Daendels Dan Perkembangan Arsitektur Di Hindia Belanda Abad 19.” DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment) 36 (1): 43.

Handinoto, and Samuel Hartono. 2009. “Arsitektur Transisi Di Nusantara Dari Akhir Abad 20 (Studi Kasus Komplek Bangunan Militer Di Jawa Pada Peralihan Abad 19 Ke 20).” DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment) 34 (2): 81–92.

Lobeck, Armin Kohl. 1939. Geomorphology, an Introduction to the Study of Landscapes. Vol. 551.4 L797. McGraw-Hill Book Company, inc.

Loeckx, André. 2004. Urban Trialogues: Visions, Projects, Co-Productions. Edited by André Loeckx. Vol. 21. Un-Habitat.

Moughtin, Cliff, Taner Oc, and Steven Tiesdell. 1999. Urban Design: Ornament and Decoration. Routledge.

Pane, Iman, and Hajar Suwantoro. 2019. “The Study of Indisch Architecture Development as an Effort in Preserving the Heritage of Colonial History in Medan.” Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal), 207–14.

Rudiansyah. 2016. Tipologi Dan Makna Simbolis Rumah Tjong A Fie. Yogyakarta: Estilisium.

Saussure, Ferdinand. 1996. Saussure. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .

Sinar, Tengku Lukman. 1976. “The Impact of Dutch Colonialism on the Malay Coastal States on the East Coast of Sumatra during the Nineteenth Century.” Dutch-Indonesian Historical Conference 19: 180.

Sulistijowati, M. 1991. “Tipologi Arsitektur Pada Rumah Kolonial Surabaya (Dengan Kasus Perumahan Plampitan Dan Sekitarnya).” Surabaya.

Zahnd, Markus. 1999. Strategi Arsitektur Dan Perancangan Sistem Kota Secara Terpadu, Teori Perancangan Kota Dan Penerapannya. Vol. 2. Yogyakarta: Kanisius.