Praktik Kolonialisme dalam Eksistensi Uang Kebon pada Perkebunan Sumatera Timur Abad Ke-19-20 (Sebuah Pendekatan Arkeologi Marxis)

Main Article Content

Andri Restiyadi
Churmatin Nasoichah

Abstract

Abstract

Money that served as a medium of exchange, in fact has various hidden meanings in social practice in the society. One of the highlights is the existence of uang kebon employed by Tuan Kebun, in this case located in the plantation of Tanah Deli, or better known as the East Sumatra Plantation. In this context there is a problem related to the presence of the uang kebon that is how the practice of colonialism which is reflected in the uang kebon? Through Marxist Archeologies scalpel obtained meaning gardener money as a hegemonies practice tool conducted by Tuan Kebun against the workers/ Kuli.

Abstrak

Uang yang berfungsi sebagai alat tukar menyimpan berbagai makna tersembunyi dalam praktik sosialnya di masyarakat. Salah satu yang menarik adalah keberadaan uang kebon yang digunakan oleh para Tuan Kebun dalam hal ini berlokasi di Tanah Deli atau yang lebih dikenal dengan Sumatera Timur. Dalam konteks ini terdapat sebuah permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan uang kebon yaitu bagaimanakah praktik kolonialisme yang tercermin dalam uang kebon? Melalui pisau bedah arkeologi Marxis didapatkan makna uang kebon sebagai alat praktik hegemoni yang dilakukan oleh para Tuan Kebun terhadap Kuli/ pekerjanya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Restiyadi, Andri, and Churmatin Nasoichah. 2017. “Praktik Kolonialisme Dalam Eksistensi Uang Kebon Pada Perkebunan Sumatera Timur Abad Ke-19-20 (Sebuah Pendekatan Arkeologi Marxis)”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 20 (1). Medan, Indonesia, 1-17. https://doi.org/10.24832/bas.v20i1.48.
Author Biography

Andri Restiyadi, peneliti muda arkeologi sejarah di Balai Arkeologi Sumatera Utara

ANDRI RETIYADI Llahir di kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1981.Saat ini bekerja sebagai peneliti muda bidang arkeologi klasik (sejarah) pada Balai Arkeologi Sumatera Utara.

References

Bachri, Saiful. Sejarah Perekonomian. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Bremen, Jan. 1988. Menjinakkan Sang Kuli, Politik Kolonial Pada Awal Abad ke-20. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti dan Perwakilan Koninkljk Instituut voor Taal-Land-en Volkenkunde
Gordon, Alec. 1986. “Colonial Mode of Production and Indonesian Revolution,” dalam Economic and Political Weekly, Vol. 21, No. 32 (Aug. 9, 1986). Economic and Political Weekly. Halaman 1417-1426.
Hardiman, F. Budi. 2010. “Georg Simmel Dan Relasionisme: Sebuah Tinjauan Filosofis Atas Hubungan Individu Dan Masyarakat,” dalam Studia Philosophica et Theologica, Vol. 10 No. 1, Maret 2010.
Kebung, Konrad. 2008. Esai Tentang Manusia: Rasionalisasi Dan Penemuan Ide-Ide. Yogyakarta: Prestasi Pustakaraya.
Lee, Martyn J. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali: Arah Baru Modernitas Dalam Kajian Modal Konsumsi Dan Kebudayaan. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Maurer, Bill. 2006. “The Anthropology of Money,” dalam Annual Review of Anthropology, Vol. 35 (2006). Annual Reviews. Halaman 15-36.
Nasoischah, Churmatin. 2010. “Uang Keboen: Mata Uang Lokal Perkebunan Deli,” dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol. XVIII No. 25, Maret 2010. Medan: Balai Arkeologi Medan.
Pelzer, Karl J. 1957. “The Agrarian Conflict in East Sumatra,” dalam Pacific Affairs, Vol. 30, No. 2 (Jun. 1957). Pacific Affairs, University of British Columbia. Halaman 151-159
___________. 1961. “Western Impact on East Sumatra and North Tapanuli: The Roles of the Planter and the Missionary,” dalam Journal of Southeast Asian History, Vol. 2, No. 2. Cambridge University Press on behalf of Department of History, National University of Singapore. Halaman 66-71.
___________. 1978. Toean Keboen Dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur 1863—1947. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme Dan Etnisitas Batak dan melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: KPG (Kepustakaan Gramedia Grub), École française d' Extrême-Orient, Forum Jakarta-Paris, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Reid, Anthony, 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sairin, Sjafri, Pujo Semedi, dan Bambang Hudayana. 2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saptawasana, Bima dan Haryanto Cahyadi. 2005. “Kebudayaan Sebagai Kritik Ideologi Diteropong Dari Perspektif Para Eksponen Neo-Marxisme,” dalam Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto (Ed.), Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Vandenbosch, Amry. 1931. “Colonial Labor Problems: The Labor Contract with- Penal Sanction in the Dutch East Indies,” dalam Pacific Affairs, Vol. 4, No. 4 (Apr. 1931). Pacific Affairs, University of British Columbia. Halaman 318-324.
Van Zanden, Jan Luiten dan Daan Marks. 2012. Ekonomi Indonesia 1800—2010. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Wertheim, Wim F. 1993. “Conditions on Sugar Estates in Colonial Java: Comparisons with Deli, “dalam Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 24, No. 2 (Sep. 1993). Cambridge University Press on behalf of Department of History, National University of Singapore. Halaman 268-284

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>