MOTIF HIAS NISAN: LATAR BELAKANG PEMBUATAN HIASAN LAMPU GANTUNG PADA NISAN DI BARUS
Main Article Content
Abstract
Tombstones in Barus, aside from consisting of various types, have an assortment of carved decorations on them. The method used in this research is retracing the meaning behind the chandelier decoration motifs through their types. Most probably, the types and decoration patterns of the tombstones have certain meanings, which symbolize the figures buried in the tombs. One of the decorating motifs quite frequently found on the tombstones of Barus is the chandelier motif, which is related to the figures buried in them, that is as guiding light in terms of religious teaching like depicted in 35 th verse of An Nur.
Nisan di Barus selain terdiri dari berbagai tipe, pada nisan tersebut terdapat berbagai pahatan yang menghiasinya. Tipologi maupun pola hias dari nisan tersebut besar kemungkinan memiliki makna-makna tertentu yang merupakan simbolisasi dari tokoh yang dimakamkan. Salah satu pola hias yang cukup banyak didapati pada makam-makam di Barus adalah motif hias lampu gantung, hal ini dikaitkan dengan simbol dari tokoh yang dimakamkan, yaitu sebagai penerang dalam agama, seperti yang digambarkan dalam Surat An Nur ayat 35.
Downloads
Article Details
References
Anshari, H. Endang Saifuddin, 1990. Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan Ummatnya. Jakarta: Rajawali Press.
Beer, Robert. 2003 Tibetan Buddhist Symbols. Boston Shambhala Publications.
Guillot, Claude. 2008. Barus Seribu Tahun Yang Lalu. Ecole Francaise d’Extreme-Orient Association Archipel – Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Forum Jakarta – Paris. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
———. 2014. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Ecole Francaise d’Extreme-Orient Association Archipel – Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Gustami, 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. STSRI Yogyakarta.
Hoop, A.N.J. a Van Der. 1949, Indonesische Siermotieven (Ragam-ragam Perhiasan Indonesia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van, Kunsren En Wetenschappen.
Kalus, Ludvik. 2008. Sumber-sumber Epigrafi Islam di Barus, dalam Barus Seribu Tahun Yang lalu. Hal 297 – 332. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Ecole Francaise d’Extreme-Orient, Association Archipel, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Forum Jakarta – Paris.
Kemeterian Agama Republik Indonesia, 2017. Al Quran dan Tafsirnya. Lembaga Percetakan Al Quran (LPQ) Kemenag RI.
Latif, Umar. 2016 “Konsep Mati Dan Hidup Dalam Islam (Pemahaman Berdasarkan Konsep Eskatologis1)”, dalam Jurnal Al-Bayan / Vol. 22 No. 34 Juli -Desember 2016. Hal 27-38. Banda Aceh: Fakultas Dakwahdan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Medley, Margaret. 1977. A Handbook of Chinese Art. Singapore. Graham Brash.
Perret, Daniel dan Heddy Surachman (peny.) Barus Negeri Kamper. Sejarah Abad ke 12 hingga Pertengahan Abad ke 17. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Ecole Francaise d’Extreme-Orient, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Subbarayalu Y. 2002. “Prasasti Perkumpulan Pedagang Tamil Di Barus Suatu Peninjauan Kembali”, dalam Lobu Tua Sejarah Awal Barus, hal 17 – 26. Ecole Francaise d’ Extreme-Orient Association Archipel –Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Sunaryo, Aryo. Seni Ornamen Nusantara (Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia) Semarang: Dahara Prize. Tafsir Ibnu Katsir (edisi Lux). Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1995. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. http://id.noblequran.org/quran/surah-annur/ayat-35