Rumah Panggung Melayu, Bentuk Adaptasi di Kawasan Lahan Basah Pesisir Timur Sumatera Utara
Main Article Content
Abstract
Abstract
Most of the Malay live in wetland ecosystem area in eastern coastal of north Sumatera which one of their cultural characteristics is storeyed house. It is adaptation strategy to its environment, especially at wetland to avoid flooding effects.
Most of the Malay live in wetland ecosystem area in eastern coastal of north Sumatera which one of their cultural characteristics is storeyed house. It is adaptation strategy to its environment, especially at wetland to avoid flooding effects.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
Sutrisna, Deni. 2018. “Rumah Panggung Melayu, Bentuk Adaptasi Di Kawasan Lahan Basah Pesisir Timur Sumatera Utara”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 11 (22). Medan, Indonesia, 41-48. https://doi.org/10.24832/bas.v11i22.242.
References
Al Mudra, Mahyudin, 2003. Rumah Melayu, Memangku Adat Menjemput Zaman. Yogyakarta: Balai Kajian dan Budaya Melayu
Frick, Heinz, 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Pengantar Konstruksi Bambu. Yogyakarta: Kanisius
Maryono, Irawan, dkk, 1982. Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur di Indonesia. Djambatan
Notohadiprawiro, Tejoyuwono, 1986. Tanah Estuarin, Watak, Sifat, Kelakuan dan Kesuburannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwaningsih, Ernawati, 2000. Pola Pemukiman Masyarakat Melayu, Kasus Kampung Melayu Kepulauan Riau dalam Pola Penguasaan dan Pemilikan Tanah di Riau Kepulauan Tahun 1960 – 1997. Tanjung Pinang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang, hal 395- -424
Sinar, Tengku Luckman, 1993. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya-Melayu.
Soekiman, Djoko, 2000. Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII-Medio Abad XX). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
Sumintardja, Djauhari, 1981. Kompendium Sejarah Arsitektur. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Susanto dkk, 2003. Rumah Panggung, Perahu di Kota, Warisan Sejarah Arsitektur Medan. Medan: RAC, BWS MAAN
http://www.e-dukasi.net
http://www.dephut.go.id
http://www.sim_rlps.dephut.go.id
Frick, Heinz, 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Pengantar Konstruksi Bambu. Yogyakarta: Kanisius
Maryono, Irawan, dkk, 1982. Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur di Indonesia. Djambatan
Notohadiprawiro, Tejoyuwono, 1986. Tanah Estuarin, Watak, Sifat, Kelakuan dan Kesuburannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwaningsih, Ernawati, 2000. Pola Pemukiman Masyarakat Melayu, Kasus Kampung Melayu Kepulauan Riau dalam Pola Penguasaan dan Pemilikan Tanah di Riau Kepulauan Tahun 1960 – 1997. Tanjung Pinang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang, hal 395- -424
Sinar, Tengku Luckman, 1993. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya-Melayu.
Soekiman, Djoko, 2000. Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII-Medio Abad XX). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
Sumintardja, Djauhari, 1981. Kompendium Sejarah Arsitektur. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Susanto dkk, 2003. Rumah Panggung, Perahu di Kota, Warisan Sejarah Arsitektur Medan. Medan: RAC, BWS MAAN
http://www.e-dukasi.net
http://www.dephut.go.id
http://www.sim_rlps.dephut.go.id