Jembatan Kebajikan ( Chen Tek ): Objek Bersejarah Perekat Antaretnis di Kota Medan

Main Article Content

Deni Sutrisna

Abstract

Abstract
A city, an essentially gathering place of a society with various activities, must include such aspects of spaciousness, density, social heterogeneity, market, administrative function, a source of life, and culture elements that differentiate it from other social groups outside it. Medan is a city with a diverged cultural element, which is not only observable from the people life but also building heritage. The bridge of wholesome is a structure that describes an inter-ethnic unity, which is realized in an inscription containing a variety of language and alphabets on its fence. Pioneered by a Chinese benefactor, the bridge is now in a very pathetic condition being threatened by the modernization of Medan. This research, using qualitative and inductive reasoning, is aimed at solving a question of how the architecture and the spirit of multi-ethnicity of the bridge came into existence. Data investigation is conducted through library data research and field observation.

Abstrak
Sebuah kota hakekatnya adalah tempat bagi berkumpulnya masyarakat dengan beragam aktivitasnya. Selain itu kota juga mencakup unsur-unsur keluasan, kepadatan, heterogenitas sosial, pasar, fungsi administratif, sumber kehidupan, dan unsur budaya yang membedakan dengan kelompok sosial yang ada di luarnya. Salah satu kota dengan keragaman unsur budaya adalah Kota Medan, dan unsur tersebut bukan hanya tercermin dari kehidupan masyarakatnya, juga ada pada tinggalan materi bangunannya. Jembatan Kebajikan merupakan jembatan yang menggambarkan pembauran antar etnis yang terwujud dalam bentuk prasasti dengan ragam huruf dan bahasa pada bagian pagarnya. Jembatan yang digagas pembangunannya oleh tokoh dermawan etnis Tionghoa yaitu Tjong Yong Hian kini kondisinya mengkhawatirkan terdesak oleh derap pembangunan kota Medan. Bagaimana arsitektur dan semangat multi etnis bisa muncul pada jembatan objek sejarah itu, merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Metode penelitian kualitatif dengan alur penalaran induktif diterapkan dalam penelitian. Adapun penelusuran data dilakukan dengan pemanfaatan data kepustakaan dan observasi di lapangan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Sutrisna, Deni. 2018. “Jembatan Kebajikan ( Chen Tek ): Objek Bersejarah Perekat Antaretnis Di Kota Medan”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 15 (1). Medan, Indonesia, 30-43. https://doi.org/10.24832/bas.v15i1.135.

References

Budihardjo, Eko (ed). 1997. Arsitektur Pembangunan dan Konservasi. Jakarta: Djambatan.

J.M. Nas, Peter & Martien de Vletter. 2009. Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Koestoro, Lucas Partanda dkk. 2006. Medan, Kota Di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Peninggalan Tuanya. Medan: Balai Arkeologi Medan.

Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo.

Musadad. 2002. “Kota Kolonial di Indonesia.” Artefak Edisi XXIV. Yogyakarta: HIMA FIB UGM.

Nas, Peter J.M & Martien de Vletter. 2007. Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sjoberg, Gideon. 1965. The Pre Industrial City: Past and Present. New York: The Free Press.

Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa, Cetakan I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Setyautama, Sam. 2008. Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Sinar, Tengku Luckman. 2011. Sejarah Medan Tempo Doeloe, Cet,ke-19. Medan: Sinar Budaya Group.

Wiryomartono, A. Bagoes P. 1995. Seni Bangunan dan Seni Binakota di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.