Fungsi Magis Alat Reproduksi Manusia dalam Konsep Binary Opposition dan Simbol
Main Article Content
Abstract
Abstract
Depictions of human reproduction is found in many megalithic buildings. The magical reproductive function is often equated between the phallus and the vulva. It tends to occur in communities that no longer has a cultural context that is consistent with the idea of megalithic. For it is very important to do a review of reproductive function approach to the concept of the symbols and the binary opposition. This is done considering means of reproduction as a symbol that has a different function with each other. Moreover, the concept of binary opposition developed until now.
Depictions of human reproduction is found in many megalithic buildings. The magical reproductive function is often equated between the phallus and the vulva. It tends to occur in communities that no longer has a cultural context that is consistent with the idea of megalithic. For it is very important to do a review of reproductive function approach to the concept of the symbols and the binary opposition. This is done considering means of reproduction as a symbol that has a different function with each other. Moreover, the concept of binary opposition developed until now.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
Wiradnyana, Ketut. 2018. “Fungsi Magis Alat Reproduksi Manusia Dalam Konsep Binary Opposition Dan Simbol”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 13 (25). Medan, Indonesia, 80-92. https://doi.org/10.24832/bas.v13i25.190.
References
Abdullah, Irwan, 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daeng, Hans. J., 2005. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan, Tinjauan Antropologis., Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Danandjaja, James, 1980. Kebudayaan Petani Desa Trunyan Di Bali. Jakarta: Pustaka Jaya
Fahriani, Ifak, 2008. “Deskrifsi Waruga, Bentuk, Ukuran dan Hiasannya”, dalam Waruga Peti Kubur Batu Dari Tanah Minahasa, Sulawesi Utara. Manado: Balar Manado
Gede, I Dewa Kompiang, 1999. “Genetalia di Beberapa Situs Arkeologi di Bali” dalam Sangkhakala No.V/1988-1999. Medan: Balar Medan
Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia,
Koestoro, Lucas Partanda & Ketut Wiradnyana, 2007. Tradisi Megalitik di Pulau Nias. Medan: Balai Arkeologi Medan & UNESCO.
Kuper, Adam, 1996. Pokok dan Tokoh Antropologi, Mashab Inggris Modern. Jakarta: Bhatara
Saifuddin, Achmad Fedyani, 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenada Media
Sukendar, Haris, 1997. Album Tradisi Megalitik Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Sutaba, I Made, 2001. Tahta Batu Prasejarah di Bali, Telaah Tentang Bentuk dan Fungsinya. Yogyakarta: Yayasan Mahavhira
Daeng, Hans. J., 2005. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan, Tinjauan Antropologis., Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Danandjaja, James, 1980. Kebudayaan Petani Desa Trunyan Di Bali. Jakarta: Pustaka Jaya
Fahriani, Ifak, 2008. “Deskrifsi Waruga, Bentuk, Ukuran dan Hiasannya”, dalam Waruga Peti Kubur Batu Dari Tanah Minahasa, Sulawesi Utara. Manado: Balar Manado
Gede, I Dewa Kompiang, 1999. “Genetalia di Beberapa Situs Arkeologi di Bali” dalam Sangkhakala No.V/1988-1999. Medan: Balar Medan
Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia,
Koestoro, Lucas Partanda & Ketut Wiradnyana, 2007. Tradisi Megalitik di Pulau Nias. Medan: Balai Arkeologi Medan & UNESCO.
Kuper, Adam, 1996. Pokok dan Tokoh Antropologi, Mashab Inggris Modern. Jakarta: Bhatara
Saifuddin, Achmad Fedyani, 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenada Media
Sukendar, Haris, 1997. Album Tradisi Megalitik Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Sutaba, I Made, 2001. Tahta Batu Prasejarah di Bali, Telaah Tentang Bentuk dan Fungsinya. Yogyakarta: Yayasan Mahavhira