Kontribusi Arkeologi Dalam Penanganan Sengketa Tanah: Kasus Pada Masyarakat Pollung

Main Article Content

Ketut Wiradnyana
Lucas Partanda Koestoro

Abstract

Archaeology, as a science, has to be able to provide welfare to the communities, which includes not only material things but also knowledge and explanation regarding problems among the communities in cultural context. In relation to a land dispute between the traditional community of Pollung and Toba Pulp Lestari Ltd. Co., regarding the Pollung’s village and traditional land, archaeology can be used to answer whether or not there were once settlement activities in the disputed piece of an area. The methods used in relation to the purpose are excavation, interviews, and library research (bibliographical research). The entire data was studied using inductive scheme of thought in descriptive qualitative format. The resulted archaeological data can prove that there were activities in the past as well as the period (date) when the activities were carried out, while anthropological data will support the knowledge about the functions and systems of land ownership among the Batak community at Pollung, Humbang Hasundutan, in North Sumatra.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Wiradnyana, Ketut, and Lucas Partanda Koestoro. 2017. “Kontribusi Arkeologi Dalam Penanganan Sengketa Tanah: Kasus Pada Masyarakat Pollung”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 18 (1). Medan, Indonesia, 40-56. https://doi.org/10.24832/sba.v18i1.7.

References

Asnan, Gusti. 2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogyakarta: Ombak.

Barbier, Jean Paul. 1987. “The Megalith Of The Toba-Batak Country” Cultures And Societies Of North Sumatra ed. Rainer Carle. Hamburg: Dietrich Reimer Verlag. Hal. 43-54.

Bellwood, Peter. 2006. “ Austronesian Prehistory in Southeast Asia: Homeland, Expansion, and Transformation” dalam Bellwood Peter, James J. Fox & Darrell Tryon (ed). Austronesians Historical and Comparative Perspectives. Canberra: ANU E Press. Hal. 103--118.

Dupoizat, Marie France. 2014. “ Keramik China Dari Barus dan Timur Dekat: Persamaan, Perbedaan dan Kesimpulan Awal”. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 169--189.

Fisher, Simon. dkk. 2001. Mengelola Konflik, Keterampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Jakarta: British Council Indonesia.

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta: Bumi Aksara.

Harahap, Basyaral Hamidy, & Hotman M. Siahaan. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak. Jakarta : Sanggar Willem Iskandar. Hal. 77-96.

Katz, Esther. 2014. “Pengolahan Kemenyan di Dataran Tinggi Batak: Keadaan Sekarang” dalam Claude Guilot (ed): Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 283--307.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia.

Meulen, WJ van der. 1988. Indonesia Di Ambang Sejarah. Yogyakarta: Kanisius.

Nainggolan, Togar. 2012. Batak Toba, Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis.

Schreiner, Lothar. 1994. Adat dan Injil: Perjumpaan Adat Dengan Imam Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Simanjuntak, B. Antonius & Saur Situmorang. 2004. Arti dan Fungsi Tanah Bagi Masyarakat Batak. Medan: Kelompok Studi Pengembangan Masyarakat.

Simanjuntak, B. Antonius. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Situmorang, Sitor. 1993. Toba Na Sae. Jakarta: Pustaka Sinar harapan.

Vergouwen,J.C. 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta: Pustaka Azet.

Wolters, Oliver William. 2011. Kerajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III-Abad VII. Depok: Komunitas Bambu.

Wiradnyana, Ketut & Lucas P Koestoro. 2013. Laporan Peninjauan Arkeologi, Situs dan Budaya Masyarakat Batak Toba di Pollung, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Medan: Balai Arkeologi Medan. (belum diterbitkan)

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>