Jejak Budaya Musyawarah, Bentuk Demokrasi Masyarakat Minangkabau
Main Article Content
Abstract
Abstract
Minangkabau society always strives for a peaceful and prosperous life. Since long time ago, the community is implementing democratic values. These values are reflected in the archaeological remains associated with the activities of deliberation and the tradition that lasted until now. In making decisions for common interests, people tend to give priority to said agreement despite differences of opinion are also valued.
Minangkabau society always strives for a peaceful and prosperous life. Since long time ago, the community is implementing democratic values. These values are reflected in the archaeological remains associated with the activities of deliberation and the tradition that lasted until now. In making decisions for common interests, people tend to give priority to said agreement despite differences of opinion are also valued.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
Christyawaty, Eny, and Nenggih Susilowati. 2018. “Jejak Budaya Musyawarah, Bentuk Demokrasi Masyarakat Minangkabau”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 13 (26). Medan, Indonesia, 188-203. https://doi.org/10.24832/bas.v13i26.171.
References
Ali, Fachry, 2003. “Penjelasan Budaya Nilai Demokrasi Minangkabau: Peringatan 100 Tahun Bung Hatta” dalam Jurnal Demokrasi dan HAM, Vol.3, No. 3. Jakarta: The Habibie Centre, hlm. 52--63
Amir M.S., 2003. Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Amran, Rusli, 1981. Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan
Aziz, Fadhila Arifin dan Darwin Alijasa Siregar, 1997. “Pertanggalan Kronometrik Sisa Rangka Manusia dari Situs Bawah Parit, Mahat, Sumatera Barat”, dalam Siddhayatra No.1. Palembang: Balai Arkeologi Palembang, hal: 12--22
Bahar, Yusfa Hendra, 2005. “Studi Pencagarbudayaan Kabupaten Tanah Datar”, dalam Amoghapasa, edisi 10/XI. Batusangkar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, hlm. 22--24
Kato, Tsuyoshi, 2005. Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka
Marsden, William, 2008. Sejarah Sumatera. Jakarta: Komunitas Bambu
Melalatoa, M. Yunus, 1995. Ensiklopedi Suku Bangsa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
Navis, A.A, 1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: Grafitipers
Nopriyasman, 2008. “Sri Maharaja Diraja: Mitos dan Realitas dalam Sejarah Pembesar di Minangkabau”, dalam Titik Balik Historiografi di Indonesia, Penyunting: Djoko Marihandono. Jakarta: Wedatama Widya Sastra & Departemen Sejarah FIB UI, hlm. 113--128
Nurmatias, 2004. Sistem Demokrasi ala Minangkabau dalam Suluah, Vol. 04, No. 5, Agustus. Padang: Balai Kajian sejarah dan Nilai Tradisional, hlm. 65--70
Smith, George S. & Ehrenhard, John E., 2002. “Protecting the Past to Benefit the Public”, dalam Public Benefits of Archaeology, Barbara J. Little ed. Gainesville, USA: University Press of Florida
Soejono, R.P. (ed.), 1993. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka
Suparlan, Parsudi, 2001. “Kesetaraan Warga dan Hak Budaya Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia” dalam Jurnal Antropologi Indonesia, No.66, Tahun XXV. Jakarta: Kerjasama Jurusan FISIP UI dengan Yayasan Obor Indonesia, hlm. 1--12
Susilowati, Nenggih, 2000. “Sisa Permukiman dan Tinggalan Berunsur Budaya Megalitik di Bukit Batung, Sumatera Barat”, dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala No. 07. Medan: Balai Arkeologi Medan, hlm. 46--55
Sutaba, Made, 2009. “Mencermati Peran Arkeologi Bali, Sejarah Bali, "Guru" Sepanjang Zaman”, dalam Bali Post, Minggu, 21 Juni 2009
“Pesona Batu Batikam V Kaum”, http://dreamlandbukittinggi.indonesiatravel.biz/04.03.2009., diakses pada tanggal 5 Juli 2010, pukul 9.15 wib.
Amir M.S., 2003. Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Amran, Rusli, 1981. Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan
Aziz, Fadhila Arifin dan Darwin Alijasa Siregar, 1997. “Pertanggalan Kronometrik Sisa Rangka Manusia dari Situs Bawah Parit, Mahat, Sumatera Barat”, dalam Siddhayatra No.1. Palembang: Balai Arkeologi Palembang, hal: 12--22
Bahar, Yusfa Hendra, 2005. “Studi Pencagarbudayaan Kabupaten Tanah Datar”, dalam Amoghapasa, edisi 10/XI. Batusangkar: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, hlm. 22--24
Kato, Tsuyoshi, 2005. Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka
Marsden, William, 2008. Sejarah Sumatera. Jakarta: Komunitas Bambu
Melalatoa, M. Yunus, 1995. Ensiklopedi Suku Bangsa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
Navis, A.A, 1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: Grafitipers
Nopriyasman, 2008. “Sri Maharaja Diraja: Mitos dan Realitas dalam Sejarah Pembesar di Minangkabau”, dalam Titik Balik Historiografi di Indonesia, Penyunting: Djoko Marihandono. Jakarta: Wedatama Widya Sastra & Departemen Sejarah FIB UI, hlm. 113--128
Nurmatias, 2004. Sistem Demokrasi ala Minangkabau dalam Suluah, Vol. 04, No. 5, Agustus. Padang: Balai Kajian sejarah dan Nilai Tradisional, hlm. 65--70
Smith, George S. & Ehrenhard, John E., 2002. “Protecting the Past to Benefit the Public”, dalam Public Benefits of Archaeology, Barbara J. Little ed. Gainesville, USA: University Press of Florida
Soejono, R.P. (ed.), 1993. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka
Suparlan, Parsudi, 2001. “Kesetaraan Warga dan Hak Budaya Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia” dalam Jurnal Antropologi Indonesia, No.66, Tahun XXV. Jakarta: Kerjasama Jurusan FISIP UI dengan Yayasan Obor Indonesia, hlm. 1--12
Susilowati, Nenggih, 2000. “Sisa Permukiman dan Tinggalan Berunsur Budaya Megalitik di Bukit Batung, Sumatera Barat”, dalam Berkala Arkeologi Sangkhakala No. 07. Medan: Balai Arkeologi Medan, hlm. 46--55
Sutaba, Made, 2009. “Mencermati Peran Arkeologi Bali, Sejarah Bali, "Guru" Sepanjang Zaman”, dalam Bali Post, Minggu, 21 Juni 2009
“Pesona Batu Batikam V Kaum”, http://dreamlandbukittinggi.indonesiatravel.biz/04.03.2009., diakses pada tanggal 5 Juli 2010, pukul 9.15 wib.