Lesung Batu, Cerminan Pandangan Hidup Masyarakat Batak Toba

Main Article Content

Ketut Wiradnyana

Abstract

Abstract
In Samosir island traditional kampongs, stone mortar are often found. Mortars are ethnoarhaeological stuff considering thier material and technology refelct a sustainability from the past to the present. Stone mortars may have more than one hole and may function as a container to process various life needs. Mortars may also have certain decoration patterns. Such decorated mortars seem to have indicated not only their practical uses but also contained various sociological aspects. In order to reveal them, descriptive method with inductive reasoning is applied. Such method is expected to explain various cultural aspects contained such as religion, technology, environment, and social including Batak Toba life perspective.

Abstrak
Di perkampungan tradisional Pulau Samosir banyak ditemukan lesung batu. Lesung merupakan benda etnoarkeologi mengingat bahan dan teknologinya mencerminkan kesinambungan dari sejak masa lalu hingga kini. Lesung batu dapat memiliki sebuah atau lebih lubang dan difungsikan sebagai tempat untuk mengolah berbagai keperluan hidup. Lesung ada juga yang dipahat dengan pola hias tertentu. Bentuk lesung seperti itu tampaknya tidak hanya mengisyaratkan akan fungsi praktis semata akan tetapi juga memuat berbagai aspek yang berkaitan dengan masyarakatnya. Untuk mengungkapkannya, maka digunakan metode deskriptif dengan penalaran induktif. Metode dimaksud diharapkan dapat menjelaskan berbagai aspek yang dikandung benda budaya dimaksud diantaranya aspek teknologi, religi, lingkungannya dan sosial termasuk didalamnya penggambaran pandangan hidup masyarakat Batak Toba.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Wiradnyana, Ketut. 2018. “Lesung Batu, Cerminan Pandangan Hidup Masyarakat Batak Toba”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 14 (2). Medan, Indonesia, 266-86. https://doi.org/10.24832/bas.v14i2.148.

References

Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barbier, Jean Paul. 1987. “The Megalith Of The Toba-Batak Country.” Cultures And Societies Of North Sumatra. Berlin: Reimer.

Bruner, Edward. 2006. “Kerabat dan Bukan Kerabat.” Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia: 159-179.

Daeng, Hans, J. 2005. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan, Tinjauan Antropologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geertz, Clifford. 1995. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta:Kanisius.

Harahap, Basyaral Hamidy dan Hotman M. Siahaan. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar Willem Iskandar.

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Koentjaraningrat. 1990 a. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta.

Purba, Suruhen. 2001. Pagar Panggabe-Gabe Na Bolon. Medan: Maparasu.

Simanjuntak, B. Antonius., 2004. Arti dan Fungsi Tanah Bagi Masyarakat Batak. Medan: Kelompok Studi Pengembangan Masyarakat

Simanjuntak, B. Antonius. 2005. Sistem Perpindahan Penguasaan Sawah Pada Masyarakat Toba, Studi Kasus Antropologi Budaya & Ekonomi. Medan: Lembaga kebudayaan Indonesia & PS. Ansos Unimed.

Simanjuntak, B. Antonius. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sukendar, Haris. 1997. Album Tradisi Megalitik di Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Media kebudayaan.

Tobing, PH.O.L. 1963. The Structure Of The Toba-Batak Belief In The High God. Amsterdam: Jacob Van Campen.

Vergouwen, J.C. 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta: Pustaka Azet.

Wiradnyana, Ketut & Lucas P. Koestoro. 2005. Situs dan Objek Arkeologi di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, BPA NO.14. Medan: Balar Medan.

Wiradnyana, Ketut. 2011. Prasejarah Sumatra Bagian Utara Konstribusinya Pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>