Indikasi Pembauran Budaya Hoabinh dan Austronesia di Pulau Sumatera Bagian Utara

Main Article Content

Ketut Wiradnyana

Abstract

Abstract
Hoabinh sites are often linked with the periodization of Mesolithic culture to its Australomelanesoid people. The existence of Hoabinh sites either in the coast or in the mountain are always finalized with a layer of culture in the form of fragments of pottery, which is the typical of the peridization of Neolithic cultue. The Neolithic culture is always linked with the Mongoloid. The facts indicate that different two races had used the same site despite the obscure difference of activities. Other cultural aspects indicate similarities, which reflected a sustainability of religion (flexed burial), technology of stone tools and livelihood. The sustainability of those aspects may describe a blending between those two races, which later also indicate contacts between them in the form of coextistence of men and their culture. This interpretation is derived from a cultural evolution concept.

Abstrak
Situs-situs Hoabinh kerap dikaitkan dengan pembabakan budaya Mesolitik dengan ras pendukungnya Australomelanesoid. Keberadaan situs Hoabinh baik di pesisir maupun di pegunungan selalu diakhiri dengan lapisan budaya berupa fragmen gerabah yang merupakan ciri dari pembabakan budaya Neolitik. Budaya Neolitik dikaitkan dengan ras pendukungnya Mongoloid. Hal tersebut memberikan gambaran akan adanya dua ras yang berbeda yaitu Australomelanesoid dan Mongoloid memanfaatkan situs yang sama, sekalipun aktivitasnya tidak nampak tegas berbeda. Beberapa aspek budaya lainnya yang mengindikasikan kesamaan, mencerminkan sebuah keberlanjutan diantaranya religi (flexed burial), teknologi alat batu dan matapencaharian hidup. Keberlanjutan aspek-aspek itu mencerminkan adanya pembauran diantara ke dua ras tersebut. Adanya pembauran itu mengindikasikan terjadinya kontak antarkelompok dan dimungkinkan juga hidup saling berdampingan atau bahkan ada percampuran antarmanusia dan budayanya. Hal tersebut merupakan interpretasi yang didasarkan atas konsep evolusi kebudayaan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Wiradnyana, Ketut. 2018. “Indikasi Pembauran Budaya Hoabinh Dan Austronesia Di Pulau Sumatera Bagian Utara”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 15 (1). Medan, Indonesia, 99-118. https://doi.org/10.24832/bas.v15i1.139.

References

Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Boedhisampurna, S. 1983.” Kerangka Manusia Dari Bukit Kelambai, Stabat, Sumatera Utara.” PIA III. Jakarta: Puslit Arkenas.

Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung Ribuan Alat Batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: KPG.

Hall, D.G.1960. A History of South-East Asia.London:Macmillan & Co.LTD.

Higham, Charles. Tt. The Archaeology of Mainland Southeast Asia. Cambridge: Cambridge University Press.

Palm, C.H.M. 1980. Sejarah Antropologi Budaya. Bandung: Jemmars Bandung.

Pookajorn, Surin.1996. “ Final Report of Excavations at Moh. Khiew Cave, Krabi Province: Sakai Cave Trang Province and Ethnoarchaaeological Research of Hunter-gutherer Group, Socall Mani or Sakai or Orang Asli at Trang Province.” The Hoabinh Research Project in Thailand. Bangkok: Departement of Archaeology Faculty Archaeology, Silpakorn University.

Saidin, Mokhtar. 2012. From Stone Age to Early Civilisation in Malaysia. Pulau Pinang: Universiti Sains Malaysia.

Soegondho, Santoso. 2008. “Prasejarah Maluku: Mata Rantai Budaya Asia-Pasifik.” Prasejarah Indonesia Dalam Lintasan Asia Tanggara-Pasifik. Yogyakarta: Asosiasi Prehistorisi Indonesia.

Soejono, RP & Leirissa, RZ. 2007. Sejarah Nasional Indonesia I, Zaman Prasejarah di Indonesia (edisi pemuktakhiran). Jakarta: Balai Pustaka.

Syam, Nur. 2007. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Tanudirjo, Daud A. 2008. “Problem dan Prospek Kajian Seni Cadas Prasejarah di Indonesia.” Prasejarah Indonesia Dalam Lintasan Asia Tenggara–Pasifik. Yogyakarta: Asosiasi Prehitorisi Indonesia.

Wiradnyana, Ketut. 2011. Prasejarah Sumatera Bagian Utara Kontribusinya pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wiradnyana, K., & Taufiqurahman S. 2011. Gayo Merangkai Identitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>