Sebaran Sumatralith Sebagai Indikasi Jarak Dan Ruang Jelajah Pendukung Hoabinhian
Main Article Content
Abstract
Abstract
A river was highly significant in search of a settlement in the past, which is why there have been numerous findings of pre-historic sites and activities at watersheds. Findings of stone artifacts of the same kind at some estuaries indicate similar environment exploitations. Such exploitations could have been at relatively the same time or at a different time. To know the past activity more accurately, morphological and technological analyses on the stone artifacts need implementing.
Furthermore, a comparative analysis on the findings of similar artifacts along with their distribution is an inseparable method in investigating the culture and the distance and space of the pre-historic men. The Sumatralith distribution at the Bay of Belawan’s estuaries indicates exploitations by men inhabiting the site of Bukit Kerang Percut by using the river channel as the hunting navigation to the highland of Tanah Karo covering 25-30 km of exploration area. Such interpretation indicates the direction of exploration from the lowland (the site of Bukit Kerang Percut) to the highland of Tanah Karo. The existence of the site of Bukit Kerang Percut and Sumatralith distribution also indicate the settlement of Hoabinh culture people at the highland whose exploration space covered the lower land.
Abstrak
Sungai memiliki peran penting dalam menentukan lokasi hunian pada masa lalu. Oleh karena itu, situs-situs masa prasejarah dengan aktivitasnya kerap ditemukan di Daerah Aliran Sungai. Temuan artefak batu yang sejenis di beberapa sungai yang bermuara sama, mengindikasikan adanya upaya eksploitasi lingkungan yang sama. Eksploitasi dimaksud dapat dalam waktu yang relatif sama atau dapat juga dalam waktu yang berbeda. Untuk mengetahui aktivitas masa lalu dengan lebih baik maka diperlukan analisa morfologi dan teknologi atas artefak batu dimaksud, serta temuan lain yang dapat memberikan interpretasi yang lebih baik. Selain itu adanya perbandingan dengan artefak sejenis pada situs terdekat dan diketahuinya sebaran artefak tersebut, merupakan bagian yang sangat penting untuk mengetahui budaya dan jarak serta ruang jelajah manusia masa prasejarah. Sebaran sumatralith yang ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di Teluk Belawan mengindikasikan adanya eksploitasi manusia yang menghuni di Situs Bukit Kerang Percut, dengan memanfaatkan alur sungai sebagai navigasi aktivitas perburuan ke dataran tinggi Tanah Karo, dengan jarak jelajah berkisar 25-30 km. Interpretasi tersebut menunjukkan adanya arah jelajah dari dataran rendah (Situs Bukit Kerang Percut) ke dataran tinggi Tanah Karo. Hal lainnya yang dimungkinkan atas keberadaan situs Bukit Kerang Percut dan sebaran sumatralith adalah, adanya indikasi hunian pendukung budaya Hoabinh di dataran tinggi, yang memiliki ruang jelajah hingga ke dataran yang lebih rendah.
Downloads
Article Details
References
Boedhisampurno,S & S,J. De Filippis. 1991. “Pertanggalan Radiokarbon Dari 4 Situs Arkeologi”. Makalah dalam Seminar Analisa Hasil Penelitian Arkeologi, Kuningan 10-16 September 1991.
Butzer,K.W.1972. Environment and Archaeology. London: Methuen
Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Handini, Retno. 2005. Foraging Yang Memudar, Suku Anak dalam Di Tengah Perubahan. Yogyakarta: Galang Press
Lucas P. Koestoro.2012. Laporan Penelitian Arkeologi, Survei Daerah Aliran Sungai di Wilayah Deli Serdang. Medan: (belum diterbitkan)
Purnawibowo, Stanov. 2011. Laporan Penelitian Arkeologi, Survei Arkeologi di Wilayah Deli Serdang. Medan: (belum diterbitkan)
Soejono, RP & Leirissa, RZ. 2009. Sejarah Nasional Indonesia I, Zaman Prasejarah di Indonesia (edisi pemuktakhiran). Jakarta: Balai Pustaka
Suparlan, Parsudi, 1995. Orang Sakai di Riau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Subroto, PH. 1985. Studi Tentang Pola Pemukiman Arkeologi Kemungkinan-Kemungkinan Penerapannya di Indonesia, PIA III, Jakarta: Puslit Arkenas
Wiradnyana, Ketut. 2011. Pra Sejarah Sumatera Bagian Utara: Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wiradnyana, Ketut. 2011. Sistem Penguburan di Tanah Karo Dari masa Prasejarah Hingga Kini dalam Forum Arkeologi TH XXIV No.3 November 2011. Denpasar: Balar Denpasar