Tinjauan UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Terhadap Pengelolaan Desa Bawömataluo Sebagai Kawasan Cagar Budaya

Main Article Content

Defri Elias Simatupang

Abstract

Abstract
This article reviews the policy of cultural heritage management of Bawömataluo village of South Nias Regency, having been proposed as a nominee of Indonesian cultural heritage to UNESCO since 2009 of no approval. The ratification of the Indonesian Government Law No. 11 the year of 2010 on cultural heritage and the Indonesian Government Law No 6 the year of 2014 about village affairs affects the lawful management of Bawömataluo village according to both UNESCO’s and Indonesian Government’s rulings. It is an inductive reasoning article that begins its discussion from data resulting from observations, interviews, and library studies. Those data are then analyzed and interpreted to formulate a hypothesis that the Indonesian Government Law No. 11 the year of 2010 on cultural heritage and the Indonesian Government Law No 6 the year of 2014 about village affairs are complementary, not contradictory. However, some distinct terminologies are worth noticing for possible future misinterpretations.

Abstrak
Tulisan ini mengkaji kebijakan pengelolaan di Kawasan Cagar Budaya (KCB) yang dalam hal ini menggunakan Desa Bawömataluo (Kabupaten Nias Selatan) sebagai objek kajian. Sudah sejak tahun 2009 desa ini diusulkan ke UNESCO sebagai nominasi daftar warisan budaya dari Indonesia, namun masih belum mendapat pengesahan. Seiring telah disahkannya UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan yang terbaru UU RI No. 6 Tahun 2014 tentang desa, dirasakan penting untuk melihat desa Bawömataluo dari perspektif kedua produk hukum tersebut. Harapannya agar pengelolaan Desa Bawömataluo selama ini, dapat disesuaikan dengan kaidah peraturan perundang-undangan di Indonesia maupun di UNESCO sendiri. Tulisan ini menggunakan penalaran induktif yang berawal dari pembahasan setiap data hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data-data tersebut dianalisis dan diinterpretasi untuk merumuskan sebuah hipotesis bahwa UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan yang terbaru UU RI No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada dasarnya tidak bertentangan dan saling mendukung. Namun ada beberapa perbedaan istilah kiranya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Simatupang, Defri Elias. 2018. “Tinjauan UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Terhadap Pengelolaan Desa Bawömataluo Sebagai Kawasan Cagar Budaya”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 17 (1). Medan, Indonesia, 65-82. https://doi.org/10.24832/bas.v17i1.93.

References

Budihardjo, Eko. 1996. Tata Ruang Perkotaan. Bandung : Alumni.

Djakapermana, R Deni. 2010. Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Kesisteman. Bogor: IPB Press.

Duha, Nata‘alui. 2011. Sekilas Tentang: Fahombo Batu Tiada Duanya Di Dunia, Hanya Di Nias Ada, artikel Dalam Pusaka Nias Dalam Media Warisan, Jakarta : PNPM-2PN.

Dunn, William. 2013, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Harun, Rochajat. 2011. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial: Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kristis. Jakarta: Rajawali Pers.

Harmmerle, M Johannes. 2001. Asal-Usul Masyarakat Nias : Suatu Interpretasi. Gunungsitoli : Penerbit Yayasan Pusaka Nias.

Jenks, Chris. 2013. Culture: Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi-Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Marsden, W. 2013. Sejarah Sumatra. Jakarta: Komunitas Bambu.

Merriman, Nick (ed.). 2004. Public Archaeology. London & New York: Routledge.

Moleong, Leky J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.

Nias Selatan Dalam Angka 2013. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan.

Okamura dan Matsuda. 2011. New Perspectives in Global Public Archaeology. Osaka: Springer.

Rahardjo, Supratikno. 2011. Pengelolaan Warisan Budaya di Indonesia, Bandung: Lubuk Agung.

Simanjuntak B Antonius. 2008. Tradisi Agama, dan Akseptasi Modernisme pada Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Perintis.

Soekanto, Soerjono. 1990. Suatu Pengantar Sosiologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sonjaya, A Jajang. 2008. Melayak Batu Menguak Mitos: Petualangan Antarbudaya Di Nias. Yogyakarta: Kanisius.

Wiradnyana, Ketut. 2011. Prasejarah Sumatera Bagian Utara: Kontribusinya pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias : Panduan Penelitian arkeologi dan Antropologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.

Website
Savitri, Isma. 2010. Tingkat Urbanisasi Empat Kota di Pulau Jawa 80 Persen 2025. Diakses pada 19 Maret 2014. http://www.tempo.co/read/news/2010/07/23/090265865/Tingkat-Urbanisasi-Empat-Kota-di-Pulau-Jawa-80-Persen-2025.

Gea, Yafaowoloo. 2014. Lompat Batu Pulau Nias, Antara Seni Pertunjukan dan Maut. Diakses pada 17 Maret 2014. http://m.kompasiana.com/post/read/639571/3/lompat-batu-pulau-nias-antara-seni-pertunjukan-dan-maut.html.

Pertiwi M Luh. 2012. Tips Wisata Saat "Bertamu" ke Desa Adat. Diakses pada 17 Juni 2014. http://travel.kompas.com/read/2012/07/04/14181279/Tips.Wisata.Saat.Bertamu.ke.Desa.Adat.

Sinuhaji, Dedy. 2011. Festival Budaya Di BAWÖMATALUO Nias Selatan. Diakses pada 18 Maret 2014. http://www.tribunnews.com/images/regional/view/1418/festival-budaya-di-Bawömataluo-nias-selatan.

--------. The Criteria for Selection To be included on the World Heritage List by UNESCO. Diakses pada 18 Maret 2014. http://whc.unesco.org/en/criteria/.

--------. Short Description Bawömataluo sites as tentative world heritage list nominations by UNESCO. Diakses pada 18 Maret 2014. http://whc.unesco.org//en/tentativelists/5463.

---------. Diakses 18 Maret 2014. World Heritage List by UNESCO, http://whc.unesco.org/en/list/.

PERATURAN-PERATURAN
UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
UU RI No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>