Kubur Etnis Nias di Kepulauan Batu dan Kaitannya dengan Penguburan di Pulau Nias Bagian Selatan

Main Article Content

Dyah Hidayati

Abstract

Abstract
Batu islands are rich for archaeological potentials, relevant to the varied ethnicity. Nias ethnic, one the ethnics inhabiting Batu islands, has drawn several intriguing questions on how they used to treat the dead and what relevance the funeral ceremony rites had with those practiced in Southern Nias where Nias ethnic inhabiting Batu islands originated. This research is a direct observation survey supported by interviews whose data analysis is through library studies and comparative studies by comparing research objects found with those of Nias island and other cultures in Indonesia. Some data acquired in this research, such Nias ancient tombs in Hayo island, Tanah Masa, Sigata, Memong, Marit, and Biang, generally described how Nias ethnic inhabiting  Batu islands practiced a mixed open primary and secondary funeral system using wooden coffins without burial. Such funeral system by Nias ethnic in Batu islands was found to bear similarities with that of Southern Nias. Thus, it can be concluded that generally Nias ethnic in Batu islands still practiced the same funeral tradition as the place of origin did.

Abstrak
Potensi arkeologis di Kepulauan Batu cukup beragam, terkait dengan keberagaman etnis yang mendiami pulau-pulau di wilayah itu. Sehubungan dengan eksistensi etnis Nias di kepulauan Batu, ada dua hal yang menarik untuk dibahas dalam tulisan ini, yaitu bagaimanakah di masa lalu etnis Nias yang mendiami gugusan Kepulauan Batu memberikan perlakuan terhadap orang yang meninggal dunia; dan apakah cara-cara yang dilakukan tersebut memiliki kesamaan dengan cara penguburan yang dikenal di bagian selatan Pulau Nias, sebagai daerah asal etnis Nias di Kepulauan Batu? Penelitian ini merupakan sebuah kegiatan survei melalui metode observasi langsung, yang didukung dengan wawancara. Dalam analisis data digunakan metode komparatif, yaitu membandingkan objek penelitian dengan yang terdapat di bagian selatan Pulau Nias, serta temuan sejenis di wilayah budaya lainnya di Indonesia. Selain itu juga digunakan studi pustaka sebagai penunjang. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kubur kuno etnis Nias yang terdapat di Pulau Hayo, Tanah Masa, Sigata, Memong, Marit, dan Biang, yang secara umum dapat menggambarkan bahwa di masa lalu etnis Nias yang bermukim di Kepulauan Batu menerapkan sistem penguburan campuran primer dan sekunder terbuka dengan menggunakan wadah peti dari kayu tanpa proses pengebumian. Cara tersebut ternyata juga memiliki persamaan dengan yang digunakan oleh etnis Nias di Pulau Nias bagian selatan yang diketahui sebagai daerah asal etnis Nias yang bermukim di Kepulauan Batu. Dengan demikian dapat ditarik benang merah bahwa secara umum etnis Nias di Kepulauan Batu masih menerapkan budaya penguburan yang sama dengan budaya penguburan yang dikenal di daerah asalnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Hidayati, Dyah. 2018. “Kubur Etnis Nias Di Kepulauan Batu Dan Kaitannya Dengan Penguburan Di Pulau Nias Bagian Selatan”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 17 (2). Medan, Indonesia, 121-39. https://doi.org/10.24832/bas.v17i2.81.

References

AKW, Bernadeta. 2011. “Erong: Salah satu Bentuk Wadah Kubur di Tana Toraja Sulawesi Selatan” WalennaE Vol. 13 No. 2. Makassar: Balai Arkeologi Makassar. Hlm.133-146.

Angkat, N., dkk. 1993. Laporan dari Perumusan Komisi I Adat/Hukum Tanah Pakpak Dairi. Seminar Adat-Istiadat Pakpak Dairi, Tidak Lekang Karena Panas Tidak Lapuk Karena Hujan. Rantau Prapat: diperbanyak/tidak diterbitkan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan. 2014. Nias Selatan dalam Angka.Teluk Dalam: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan.

Dachi, Yosafat F, 2012. Masyarakat Nias dan Kebudayaannya. Pemerintah Kabupaten Nias Selatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Duli, Akin. 2011.”Peranan Situs Liang dalam Sistem Pemukiman Masyarakat Toraja” WalennaE Vol. 13 No. 2. Makassar: Balai Arkeologi Makassar. Hlm. 185-194

Duli, Akin, Stephen Chia Ming Soon & Muhammad Husni. 2011. “Perbandingan Penguburan Keranda Kayu di Tana Toraja dengan Keranda Kayu di Sabah (Borneo) – Kalimantan” WalennaE Volume 13 nomor 1. Makassar: Balai Arkeologi Makassar. Hlm. 29-38

Härmmerle, P. Johannes M. 1995. Hikaya Nadu. Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias.

----------------------------------, 2001. Asal usul Masyarakat Nias Suatu Interpretasi. Gunung Sitoli: Penerbit yayasan Pusaka Nias.

Hidayati, Dyah. 2013. “Fungsi dan Makna Simbolis Kursi Batu dan Replika Kursi Kayu pada Masyarakat Nias” Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol. 16 No. 1. Medan: Balai Arkeologi Medan. Hlm. 1-15

Nur, Muhammad. 2011. “Kandeang Dulang dalam Sistem Budaya Toraja.” WalennaE Vol. 13 No. 2. Makassar: Balai Arkeologi Makassar. Hlm. 169-176.

Simanjuntak, Truman, dkk. 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Soejono, R.P. 2008. Sistem-sistem Penguburan pada Akhir Masa Prasejarah di Bali. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Soejono, R.P. & R.Z. Leirissa, 2009. Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sonjaya, Jajang A. 2008. Melacak Batu Menguak Mitos Petualangan Antarbudaya di Nias. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Willem, W.J.A. 1938. “Het Onderzoek der Megalithen te Pakaoeman bij Bondowoso” Rapporten van de Oudheidkundige Dienst no. 3. Batavia

Wiradnyana, Ketut. 2011. “Sistem Penguburan di Tanah Karo dari Masa Prasejarah Hingga Kini” Forum Arkeologi TH.XXIV No. 3. Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 247-262

Yayasan Pusaka Nias, 2011. Katalog Koleksi Museum Pusaka Nias Seri I – Paviliun II. Gunung Sitoli: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Rehabilitasi Rekonstruksi Pulau Nias.