EKSISTENSI LELUHUR DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS [Ancestor Existence In The Life of Nias Society]

Main Article Content

Ketut Wiradnyana

Abstract

The Nias community adheres to patrilineal kinship patterns system, which in various aspects of their culture are related to male bloodlines. The patrilineal concept is closely related to the idea of worshiping ancestors. Ancestor worship is one of belief in Megalithic culture and in many communities this belief affecting various aspects of cultural community life. In this regard, Nias culture can be recognized through understanding the existence of ancestors in Nias people's lives. This study also describing the relation of ancestor existence to economic and social aspects in Nias culture. Descriptive-qualitative approach is used to examining archeological and ethnographic data. The conclusion of this study indicates that the existence of ancestors is closely related to patrilineal and power.


Masyarakat Nias menganut pola kekerabatan patrilineal, yang dalam berbagai aspek kebudayaannya sangat terkait dengan garis keturunan laki-laki. Konsep patrilineal tersebut sangat terkait dengan ide konsepsi pemujaan terhadap leluhur. Konsepsi pemujaan terhadap leluhur itu merupakan salah satu konsepsi religi pada budaya Megalitik dan  berkaitan dengan konsepsi ekonomi dan sosial. Berkenaan dengan itu maka konsepsi pemujaan leluhur menjadi sangat berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Jadi, upaya memahami kebudayaan masyarakat Nias itu diantaranya dapat juga dikenali melalui pemahaman tentang eksistensi leluhur, dengan berbagai peranannya di masyarakat. Pencapaiannya melalui alur pemikiran deskriptif-kualitatif yang dilakukan atas hasil penelitian arkeologis, etnografis dan juga mikrobiologi, pada akhirnya data yang terhimpun dianalisis dan dibandingkan dengan berbagai aspek pada kebudayaan dalam kaitannya dengan konsep leluhur pada masyarakat tradisional lainnya. Metode itu akan membantu mengidentifikasi berbagai aspek yang berkaitan dengan leluhur masyarakat Nias, seperti halnya aspek asal muasal dan waktu migrasinya ke Pulau Nias beserta berbagai peran konsepsi leluhur pada kehidupan masyarakatnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Wiradnyana, Ketut. 2020. “EKSISTENSI LELUHUR DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS: [Ancestor Existence In The Life of Nias Society]”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 23 (2). Medan, Indonesia, 83-92. https://doi.org/10.24832/bas.v23i2.412.
Author Biography

Ketut Wiradnyana, Balai Arkeologi Sumatera Utara

Ketut Wiradnyana lahir di Jembrana, Bali, 26 April 1966. Peneliti Madya pada Balai Arkeologi Medan. Sarjana arkeologi dari Universitas Udayana, Bali, melanjutkan pendidikan pascasarjana Jurusan Antropologi Sosial di Universitas Negeri Medan (Unimed). Pada tahun 2016, menyelesaikan pendidikan S3 program Ilmu Sosial di Univ. Airlangga, Surabaya. Masih aktif dalam organisasi profesi seperti Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Asosiasi Prehistorisi Indonesia (API). Saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara. Hasil penelitian yang telah dipublikasikan baik di dalam maupun luar negeri umumnya dalam bentuk artikel dan buku dengan bahasan budaya Hoabinh Neolitik dan Megalitik. Pada dua tahun terakhir menerbitkan buku hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Legitimasi Kekuasaan Pada Kebudayaan Nias (2010). Prasejarah Sumatera Bagian Utara, Kontribusi Pada Kebudayaan Kini (2011). Gayo Merangkai Identitas (2011), dan Batak, Perjalanan ke Tanah Leluhur 2012).

References

Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kani.

Hammerle, P. Johannes. 2001. Asal Usul masyarakat Nias: Suatu Interpretasi. Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias.

———. 2008. Tuturan Tiga Sosok Nias. Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias.

Harahap, Basyaral Hamidy, dan Hotman M. Siahaan. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar Willem Iskandar.

Harefa, Faogoli. 1929. Hikayat dan Cerita Bangsa Serta Adat Nias. Sibolga: Rapatfonds Residentie Tapanuli.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Oven, Manis van. 2010. “Unexpected Island Effects an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias.” Molecular Biology and Evolutions 28 (4): 1349–61.

Pelras, Christian. 2006. “Darah Nenek Moyang: Memori Genealogis, Amnesia Genealogis, dan Hierarki Diantara Orang-Orang Bugis.” In Kuasa Leluhur, Nenek Moyang, Orang Suci, dan Pahlawan di Indonesia Kontemporer, 220–48. Medan: Bina Media Perintis.

Ritzer, George, dan Barry Smart. 2011. Hand Book Teori Sosial. Jakarta: Nusa Media.

Sakai, Minako. 2006. “Modernisasi Tempat Suci di Sumatera Selatan : Islamisasi TempatNenek Moyang Gumai.” In Kuasa Leluhur, Nenek Moyang, Orang Suci, dan Pahlawan di Indonesia Kontemporer, 194–219. Medan: Bina Media Perintis.

Sellato, Bernard. 2006. “Orang tak berdaya yang meninggal : Peniadaan Nenek Moyang di Kalangan Suku Aoheng, dan Beberapa Pertimbangan tentang Kematian dan Nenek Moyang di Kalimantan.” In Kuasa Leluhur, Nenek Moyang, Orang Suci, dan Pahlawan di Indonesia Kontemporer, 1–32. Medan: Bina Media Perintis.

Simanjuntak, B. Antonius. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Simanjuntak, B. Antonius, dan Saur Timiur Situmorang. 2004. Arti dan Fungsi Tanah Bagi Masyarakat Batak. Medan: Kelompok Studi Pengembangan Masyarakat.

Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias, Paduan penelitian Arkeologi dan Antropologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

———. 2013. “Kearifan Lokal Pembentuk Karakter Masyarakat Nias.” In Arkeologi dan Karakter Bangsa, 55–86. Yogyakarta: Ombak.

———. 2015. “Paradigma Perubahan Evolusi Pada Budaya Megalitik di Wilayah Budaya Nias.” Kapata Arkeologi 11 (2): 87–96.

———. 2017. “Sistem Kekuasaan Dalam Tradisi Prasejarah Masyarakat Nias.” Pradnyamaramita, Jurnal Museum Nasional 5: 87–105.