AKTIVITAS RELIGI DI SITUS CANDI PERTAPAN KABUPATEN BLITAR PADA MASA KADIRI HINGGA MAJAPAHIT

Main Article Content

M Satok Yusuf
I Wayan Srijaya
Coleta Palupi Titasari

Abstract

Society in the Classical period had view that most sacred buildings were erected in the highlands, such as an Mount Pegat, Blitar Regency. This study seeks to reveal the religious activities that occured at Pertapan Temple Site on Mount Pegat from the Kadiri to Majapahit Kingdom, along with the community’s conception of the mountain. The method used in this study includes data collection in the form of observations and interviews, as well as qualitative descriptive analysis through the help of classification, comparison, and contextual analysis. Semiotic theory is used to assist the analysis. The result of this study indicate that the sacred building at the Pertapan Temple site is use as a place of worship for Sang Hyang Kabuyutan in Subhasita in 1120 Saka, the pendharmaan temple of King Wisnuwarddhana in 1202 Saka, and place of worship of Dewaraja Wisnuwarddhana in 1237 Saka. the community views Mount Pegat as a holy place, because it has several features, such as according to the criteria for a holy place, the location is on the connecting route between Kadiri and Singhasari and Mount Kelud with the South Lime Mountains.


 

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Yusuf, M Satok, I Wayan Srijaya, and Coleta Palupi Titasari. 2021. “AKTIVITAS RELIGI DI SITUS CANDI PERTAPAN KABUPATEN BLITAR PADA MASA KADIRI HINGGA MAJAPAHIT”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 24 (2). Medan, Indonesia, 121-34. https://doi.org/10.24832/bas.v24i2.467.
Author Biographies

M Satok Yusuf, Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Lahir di Blitar, pada 1 Oktober 1998, Yusuf kini telah menjadi salah satu mahasiswa Program Studi Arkeologi di Universitas Udayana. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian Arkeologi Klasik. Dalam perjalanan kariernya Beliau telah menghasilkan beberapa karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: Blitar Tanah Suci Tiga Kerajaan yang diterbitkan di Buletin Desawarnana – Warta Kepurbakalaan Jawa Timur pada tahun 2020, Sumping Penanda Kesenian Masa Kadiri-Singhasari yang diterbitkan di Jurnal Naditira Widya pada tahun 2021, dan Peran Rempah dalam Keberagaman Kuliner Soto di Nusantara yang diterbitkan di Buku Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara pada tahun 2021.

I Wayan Srijaya, Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Lahir di Karangasem, pada 10 Oktober 1959, Srijaya kini telah menjadi salah satu dosen Program Studi Arkeologi di Universitas Udayana. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Arkeologi dari Universitas Udayana pada 24 Juli 1985, dan gelar Pasca Sarjana Arkeologi dari Universitas Indonesia pada 17 Juli 1996. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian Arkeologi Klasik, Prasejarah dan Arkeologi Keruangan. Dalam perjalanan kariernya Beliau telah menghasilkan beberapa karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: The Speread of Archaeological Site along Pakerisan and Petanu Rivers yang diterbitkan di Buku In Recent Studies in Indonesian Archaeology pada tahun 2012, Stratifikasi Sosial pada Masa Prasejarah di Bali yang diterbitkan oleh Udayan Universitas Press pada tahun2017, dan Ikonografi Hindu Abad VIII-XIV di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Buleleng: Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna yang diterbitkan di Jurnal Kajian Bali pada tahun 2020.

Coleta Palupi Titasari, Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Lahir di Blitar, pada 7 Maret 1974, Titasari kini telah menjadi salah satu dosen Program Studi Arkeologi di Universitas Udayana. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Arkeologi dari Universitas Udayana pada tahun 2000, dan gelar Pasca Sarjana Kajian Budaya dari Universitas Udayana pada tahun 2013. Saat ini, Beliau aktif melakukan penelitian dalam bidang kajian Arkeologi Klasik. Dalam perjalanan kariernya Beliau telah menghasilkan beberapa karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: Mitologi di Balik Pahatan Relief Naga pada Bangunan Suci yang diterbitkan di Buku Pusaka Budaya dan Nilai-nilai Religiusitas pada tahun 2008, Identifikasi Nilai Penting Cagar Budaya di Pura Jaksan sebagai Dasar Pelestarian Berkelanjutan yang diterbitkan di Jurnal Sudamala pada tahun 2018, dan Reinterpretasi dan Reposisi Konsep Nawa Sanga dalam Menjaga Stabilitas dan Keamanan Masyarakat Bali yang diterbitkan di Jurnal Sejarah – Candra Sengkala pada tahun 2018.

References

Boechari, and A.S. Wibowo. 1986. Prasasti Koleksi Museum Nasional. Jakarta: Museum Nasional Jakarta.

Brandes, Jan Laurens Andries. 1913. “Oud-Javaansche Oorkonden.” In Verhandelingen van Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten En Wetenschappen LX. Batavia: Albrecht & Co.

Coedes, George. 2017. Asia Tenggara Masa Hindu-Buddha. Jakarta: Kerjasama Kepustakaan Populer Gramedia dengan Ecole Francaise d’Extreme-Orient dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Heine-Geldern, Robert. 1982. Konsepsi Tentang Negara & Kedudukan Raja Di Asia Tenggara. Edited by Deliah Noer. Jakarta: C.V. Rajawali.

Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kriswanto, Agung. 2009. Pararaton Alih Aksara Dan Terjemahan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Liebert, George. 1976. Iconography Dictionary of Indian Religions Hinduis-Buddhis-Jains. Leiden: E.J.Brill.

Lutfi, Ismail. 1991. “Telaah Prasasti Palah Dalam Hubungannya Dengan Candi Panataran.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. https://www.researchgate.net/publication/336667222_Telaah_Prasasti_Palah_Dalam_Hubungannya_dengan_Candi_Panataran.

Moleong, J. Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muljana, Slamet. 2011. Tafsir Sejarah Nagara Kretagama. Bantul: PT LKiS Printing Cemerlang.

Munandar, Agus Aris. 1990. “Kegiatan Keagamaan Di Pawitra: Gunung Suci Di Jawa Timur Abad 14-15 M.” Tesis. Universitas Indonesia.

———. 2016. Arkeologi Pawitra. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Mundardjito. 1993. “Pertimbangan Ekologis Dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda Di Daerah Yogyakarta.” Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Purwanto, Heri. 2017. “Kehidupan Beragama Di Lereng Barat Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Abad Ke-14-15 Masehi.” Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.

Rosaliza, Mita. 2015. “Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif.” Jurnal Ilmu Budaya 11 (2): 71–79. https://doi.org/https://doi.org/10.31849/jib.v11i2.1099.

Santiko, Hariani. 1987. “Kedudukan Bhatari Durga Di Jawa Pada Abad X-XV Masehi.” Jakarta: Universitas Indonesia.

Saringendyati, Etty. 1996. “Penempatan Situs Upacara Masa Hindu-Buda: Kajian Lingkungan Fisik Kabuyutan Di Jawa Barat.” Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Septiani, Suci. 2010. “Aktivitas Keagamaan Masyarakat Kerajaan Sunda Abad Ke-14 Hingga Awal Abad Ke-16 Masehi Berdasarkan Data Tertulis Dan Tinggalan Arkeologi: Suatu Penelitian Awal.” Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Soepomo, S. 1972. “Lord Mountains in the Fourtheenth Century Kakawin.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania 128 (2): 281–97. https://doi.org/10.1163/22134379-90002751.

Spiro, Melford. E. 1977. “Religion: Problems of Definition and Explanation.” In Anthropological Approaches to the Study of Religion, 85–126. London: Tavistock Publications.

Srijaya, I Wayan. 1996. “Pola Persebaran Situs Keagamaan Masa Hindu-Buda Di Kabupaten Gianyar, Bali: Suatu Kajian Ekologi.” Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suantara, I.W.E., R.A. Bawono, and C.P. Titasari. 2016. “Perubahan Fungsi Dan Tinggalan Tradisi Megalitik Di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.” Jurnal Humanis Fakultas Ilmu Budaya Unud 17 (2): 86–93.

Sunjana, Dani. 2019. “Gunung Sebagai Lokasi Situs-Situs Keagamaan Dan Skriptoria Masa Sunda Kuno.” Purbawidya 2 (8): 97–111. https://doi.org/10.24164/pw.v8i2.305.

Susanti, Ninie. 2010. Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI. Jakarta: Komunitas Bambu.

Utomo, Bambang Budi. 2009. “Majapahit Dalam Lintas Pelayaran Dan Perdagangan Nusantara.” Berkala Arkeologi 29 (2): 1–14. https://doi.org/10.30883/jba.v29i2.375.

Verbeek, Rogier D. M. 1915. Rapporten van Den Oudheidkundigen Dients in Nederlandsh-Indie 2. Batavia: Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Yahuda, Hasbullah Tawwus. 2017. “Kajian Epigrafi Prasasti Meleri I 10(91) Saka/1169 Masehi: Prasasti Masa Kadiri Dengan Askara Yang Sebagian Besar Telah Rusak.” Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Yusuf, Muhamad Satok. 2020. “Blitar Tanah Suci Tiga Kerajaan.” Desawarnana - Warta Kepurbakalaan Jawa Timur 20 (11): 43–51.\

———. 2021. “Aktivitas Religi Di Kawasan Gunung Pegat Periode Kadiri, Singhasari Hingga Majapahit.” Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.

Zoetmulder, P.J., and S.O. Robson. 1995. Kamus Jawa Kuna Indonesia. Edited by Darusuprapta and Sumarti Suprayitna. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama