Arca Ganeśa dalam Sikap Swastikàsana

Main Article Content

Nyoman Rema

Abstract

Abstract
Ganesha, often depicted as elephant-headed, is a deity worshipped by Ganapatya sect. This Ganapatya sect is known to have left statues as the cultural heritage. Such a heritage indicates Ganapatya’s popularity from its birth until today despite its unification to Ṥiwa Siddhanta sect in Bali. This research generally aims at identifying the Ganesha statue, which was discovered in Subak Bubunan, Sukawati, Gianyar, more specifically its shape, function, and philosophy. Started with library studies, the research continued with field observations for relevant data. The acquired data was then analyzed iconographically, presented through pictorial narrations, and ended with a conclusion. This research came to a conclusion that the Ganesha discovered was the swastikasana Ganesha that functions as a disaster repellent. It is an embodiment of a self harmony with the nature to achieve prosperity.

Abstrak
Dewa Ganesha adalah dewa pujaan Sekte Ganapatya yang digambarkan sebagai manusia berkepala gajah. Sekte ini merupakan salah satu sekte yang banyak meninggalkan tinggalan budaya berupa arca. Hal ini sebagai indikasi bahwa sekte ini adalah salah satu sekte populer sejak kemunculannya sampai sekarang, meskipun telah tergabung ke dalam Sekte Ṥiwa Siddhanta di Bali. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas arca, dan secara khusus untuk mengetahui bentuk, fungsi, serta makna arca Ganesa di Subak Bubunan, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini diawali dengan studi pustaka, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan observasi di lapangan dalam rangka untuk mendapatkan data yang relevan. Data dianalisis secara ikonografi kemudian disajikan secara naratif dilengkapi dengan gambar, kemudian diakhiri dengan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah penggambaran Ganesha dengan sikap swastikasana yang berfungsi untuk menolak malapetaka. Perwujudan Ganesha itu bermakna sebagai harmonisasi diri dengan alam untuk mencapai kesejahteraan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Rema, Nyoman. 2018. “Arca Ganeśa Dalam Sikap Swastikàsana”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 17 (2). Medan, Indonesia, 155-68. https://doi.org/10.24832/bas.v17i2.83.

References

Ambarawati, Ayu. 2000. “Sebaran Arca-arca Klasik di Kecamatan Tejakula dan Sawan; Kajian Periodisasi” dalam Forum Arkeologi (2). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 102-111.

--------------------.2003. “Fungsi dan Peranan Arca Dewa dan Arca Perwujudan di Kompleks Candi Wasan”, dalam Forum Arkeologi (1). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 49-56.

--------------------.2004. “Arca-Arca Terakota di Kabupaten Klungkung Tinjauan Deskripsi”, dalam Forum Arkeologi (1). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 92-103.
--------------------.2009. “Multi Fungsi Pura Puseh Sesetan: Tinjauan Pemanfaatan”, dalam Forum Arkeologi (1). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 53-68.
--------------------.2009. “Sebaran Arca-Arca Klasik di Desa Siangan, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar”, dalam Forum Arkeologi (2). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 150-170.

--------------------.2011. “Tinggalan Arkeologi di Pura Gunung Sekar, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng”, dalam Forum Arkeologi 24 (3). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 224-234.

Ardika, I Wayan, I G. N., dkk. 2013. “Sejarah Bali Kuno”, dalam Sejarah Bali; dari Prasejarah hingga Modern. 104-249. Denpasar: Udayana University Press.

Astawa, A.A. Gde Oka. 1993. Ekskavasi Situs Kalibukbuk Buleleng. Laporan Penelitian, Balai Arkeologi Denpasar. Denpasar: Puslitbang Arkenas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

----------------------dan I Gusti Made Suarbhawa, A.A. Gde Bagus. 2007. “Bagian II; Masa Hindu-Buddha”, dalam Sejarah Gianyar; dari Jaman Prasejarah sampai Masa Baru-Modern. Gianyar: Pemerintah Kabupaten Gianyar, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Hlm. 83-188.

--------------------. 2009. “Arca di Pura Puseh Payangan: Kajian Ikonografi”, dalam Forum Arkeologi (3). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 43-55.

--------------------.2010. “Arca di Pura Puseh Payangan: Kajian Ikonografi”, dalam Forum Arkeologi. 23 (3). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 453-466.

Astra, I Gede Semadi. 1997. Birokrasi Pemerintahan Bali Kuno pada Abad XII-XIII. Disertasi, Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Atmaja, Nengah Bawa. 2014. Saraswati dan Ganesa sebagai Simbol Paradigma; Interpretativisme dan Positivisme. Denpasar: Pustaka Larasan bekerjasama dengan IBIKK. BCCC. Undiksha Singaraja dan Universitas Hindu Indonesia.

Atmojo, M.M. Sukarto Karto. 1995. Proceeding Analisis Hasil Penelitian Arkeologi: Analisis Sumber Tertulis Masa Klasik. Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm. 102-110.

Budiastra, I Putu dan Wayan Windia. 1981. Stupika Tanah Liat. Denpasar: Proyek Pengembangan Permuseuman Bali.

Callenfels, P.V. Van Stein. 1926. Epigraphia Balica. VBG. LXVI, derde Stuk, Batavia’s Genootschap.

Dharmita, Ida Pandita Mpu Siwa-Buddha Daksa. 2011. Filsafat Rsi Gana. Denpasar: Pustaka Bali Post.

Eliade, Mircea. 2001. Lima Realitas yang Sakral. Daniel L. Pals (Ed). Seven Theories of Reliion. Yogyakarta: Qalam.

Geertz, Clifford. 2001. “Agama sebagai Sistem Budaya”, dalam Seven Theories of Religion. Daniel L. Pals (Ed). Yogyakarta: Qalam.

Geria, I Made. 2000. “Sekta Ganapati Implementasinya dalam Budaya Bali”, dalam Forum Arkeologi. (2). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 125-134.

Gonda, J. 1954. Aspect of Wisnuism, N.V.A. Oosthoek’s Witgevers Mij-Utrecht.

Goris, R. 1948. Sejarah Bali Kuna. Denpasar: Singaraja.

--------------------.1954. Prasasti Bali I, NV. Bandung: Masa Baru.

--------------------. 1974. Sekte-Sekte di Bali. Jakarta: Bhratara.

Jendra, I Wayan. 2007. Sampradaya; Kelompok Belajar Weda, Aliran dalam Agama Hindu dan Budaya Bali. Denpasar: Panakom.

Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradignia.

Geria, I Wayan. 2010. Pusaka Budaya: Representasi Ragam Pusaka dan Tantangan Konservasi di Kota Denpasar Bali. Denpasar: Bappeda Kota Denpasar.

Poeger, I Nyoman. 1964. Raja Jayasakti di Bali. Skripsi Ilmu Sastra. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Santosa, Ida Bagus. 1965. Prasasti-Prasasti Raja Anak Wungsu di Bali. Skripsi Ilmu Sastra. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Sastra, Gde Sara. 2008. Bhujangga Waisnawa dan San Trini. Denpasar: Pustaka Bali Post.

Sedyawati, Edi. 1994. Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Singasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: LIPI-RUL.

--------------------.2008. Ke-Indonesia-an dalam Budaya dalam Dialog Budaya: Nasional dan Etnik Peranan Industri Budaya dan Media Massa Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

-------------------. 2009. “Ikonografi Hindu: Dari Sumber-Sumber Prosa Jawa Kuna”, dalam Saiwa dan Bauddha di Masa Jawa Kuna. Denpasar: Widya Dharma. Hlm. 35-72.

-------------------. 2009. “Teks dan Ikonografi: Mantra untuk Visualisasi”, dalam Saiwa dan Bauddha di Masa Jawa Kuna. Denpasar: Widya Dharma. Hlm.137-144

-------------------. 2009. “Penelitian Kualitatif Sosial-Keagamaan”, dalam Saiwa dan Bauddha di Masa Jawa Kuna. Denpasar: Widya Dharma. Hlm.195-197.

-------------------. 2009. “Agama dan Perkembangan Budaya”, dalam Saiwa dan Bauddha di Masa Jawa Kuna. Denpasar: Widya Dharma. Hlm. 207-211.

Suantika, I Wayan. 2000. “Peninggalan Arkeologi di Pura Gaduh Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng”, dalam Forum Arkeologi. (2). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 81-92.

Suarbhawa, I Gusti Made. 2007. Situs Tamblingan. Denpasar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng dan Balai Arkeologi Denpasar.

Suarbhawa, I Gusti Made, I Nyoman Sunarya, I Wayan Sumerata, Luh Suwita Utami. 2013. Prasasti Sukawana. Denpasar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Arkeologi Denpasar.

Sudharta, Tjok Rai, dan Ida Bagus Oka Punia Atmaja. 2007. Upadesa: Tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Sunarya, I Nyoman. 2003. “Latar Belakang Keagamaan Situs Wasan”, dalam Forum Arkeologi. (1). Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 57-64.

Suriadiredja, Purwadi. 2003. “Manusia, Kebudayaan, dan Kesenian”, dalam Guratan Budaya dalam Perspektif Multikultural. Dalam Astra, I Gde Semadi, Aron Meko Mbete, Ida Bagus Pua Astawa, dan I Nyoman Darma Putra (Ed). Denpasar: Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana. Hlm. 254-296.

Tim Penyusun. 1993. Pameran; Makna Pratima dan Pralingga dalam Kehidupan Masyarakat Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum Negeri Propinsi Bali.

Tim Penyusun. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Widnya, I Ketut. 2008. “Pemujaan Siwa-Buddha dalam Masyarakat Hindu di Bali”, Mudra. 22(1). Denpasar:---. Hlm. 137-153.