Mereposisi Fungsi Menhir dalam Tradisi Megalitik Batak Toba
Main Article Content
Abstract
Abstract
The functions of menhirs are often being connected to medium of worship, burial markers, and guardian of an area/village, or stakes to tether sacrificial animals. Such functions are known to be related to visual aspect or practical functions. Menhirs in Batak Toba culture on Samosir Island, which are called tunggalpanaluan and borotan also have the above functions. Moreover, the cultural items have other functions in relation to the aspect of cosmogony. Hence the aim of this article is to understand the function of tunggalpanaluan and borotan in relation to cosmogony, which were carried out using descriptive-interpretative method, supported by ethnographical data of Batak Toba culture that was compared to similar cultures and functions in other places. The implementation of the method to fulfill the research aim reveals that tunggalpanaluan and borotan also function as a bridge to connect the three levels of environment.
Abstrak
Kerap fungsi menhir itu dikaitkan dengan medium pemujaan, tanda kubur, penjaga area/perkampungan atau tambatan hewan kurban. Fungsi dimaksud diketahui terkait dengan aspek visual atau fungsi yang bersifat praktis. Menhir dalam budaya masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir yang disebut dengan tunggal panaluan dan borotan juga memiliki fungsi dimaksud. Kedua benda budaya itu juga memiliki fungsi lainnya yang terkait dengan aspek kosmogoni. Berkenaan dengan itu maka tujuan uraian ini adalah mengtahui fungsi tunggal panaluan dan borotan dalam kaitannya dengan kosmogoni. Hal tersebut dilakukan melalui metode deskriptif-interpretatif yang disertai data etnografi budaya Batak Toba untuk kemudian dibandingkan dengan budaya dan fungsi sejenis di tempat lainnya. Pemanfaatan metode tersebut dalam pencapaian tujuan penelitian menghasilkan fungsi tunggal panaluan dan borotan sebagai jembatan bagi roh untuk menyatukan ketiga tingkatan alam.
Downloads
Article Details
References
Geertz, Clifford.,1995. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta:Kanisius
Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Tanah Batak.Jakarta: Bumi Aksara
Haviland, William A.1988. Antropologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Haviland, William A.1988. Antropologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Keurs, ter Pieter. 2008. “ W.H. Rassers dan Studi Budaya Materiil”. dalam Tunggal Panaluan, Tongkat Mistis Batak. Medan: Bina Media Perintis. hal 37-74
Koentjaraningrat.1990. Sejarah Teori Antropologi II. Universitas Indonesia Press, Jakarta
Nainggolan, Togar. 2012. Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis
Prager, Michael. 2008. “Dari Benda ke Masyarakat, Petunjuk Jalan Menuju Analisa Rassers Mengenai Struktur Sosio-Kosmik Batak”. dalam Tunggal Panaluan, Tongkat Mistis Batak. Medan: Bina Media Perintis.hal. 1-36
Rassers, W.H. 2008. “Tentang Tongkat Mistik Batak”. dalam Tunggal Panaluan, Tongkat Mistis Batak. Medan: Bina Media Perintis. hal. 75-251
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Medern. Jakarta: Kencana
Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Radjagrafindo Persada
Soejono, R.P. 1989. “Beberapa Masalah Tentang Tradisi Megalitik” dalam PIA V. Jogyakarta: Puslit Arkenas
Soejono, R.P. 2008. Sistem Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah Di Bali. Jakarta: Puslitbang Arkenas
Soejono, R.P (ed). 2009. Sejarah Nasional Indonesia I, Zaman Prasejarah Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sukendar, Haris. 1985. “Peranan Menhir Dalam masyarakat Prasejarah Di Indonesia” dalam PIA III, Ciloto, 23-28 Mei 1983. Jakarta: Puslit Arkenas. Hal.92-106
Sutaba, I Made. 2001. Tahta Batu Prasejarah Di Bali, Telaah Tentang Bentuk dan Fungsinya.Yogyakarta: Mahavhira
Tobing, PH.O.L., 1963. The Structure Of The Toba-Batak Belief In The High God. Amsterdam: Jacob Van Campen.
Vergouwen, J.C., 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba.Jakarta: Pustaka Azet
Wiradnyana, Ketut., 2011. Prasejarah Sumatera Bagian Utara Konstribusinya Pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wiradnyana, Ketut. 2014. “Toguan dan Batu Siungkap-Ungkapon, Paradigma Objek Arkeologis Bagi Masyarakat Batak Toba di Tipang” dalam Sangkhakala Vol. 17 No.1 Mei 2014. Medan: Balar Medan. Hal. 1-19
Wiradnyana, Ketut., 2015. “Paradigma Perubahan Evolusi Pada Budaya Megalitik di Wilayah Budaya Nias” dalam Kapata Arkeologi Vol.11. No.2. November 2015. Ambon, Balar Ambon.hal 87-96
Wiradnyana, Ketut., Lucas P. Koestoro., Taufiqurrahman Setiawan., Pesta H.H. Siahaan., Stanov Purnawibowo. 2016. “Menyusuri Jejak Peradaban masa lalu di Pulau Samosir” dalam Berita Penelitian Arkeologi. No.30. Medan, Balar Sumatera Utara