Gampong Pande, Situs Penting di Ujung Utara Pulau Sumatera
Main Article Content
Abstract
Abstract
Aceh is rich a variation of objects - intact or fragmentary - containing material history and worth studying. Gampong Pande in Banda Aceh, The historical-archaeological data of Gampong Pande hasn't been read and used as a historical source. The site is vital for an introduction the Aceh role related entry and development of Islam in Indonesia, also related with harbor at the estuary of Aceh River. Lately, archaeological-historical research has done there. Results of activity are information about a variety objects of archaeology and history such as tomb/tombstones, fragments ceramic/pottery, currency dirham, and the remaining structures and shaft. Related results of the survey and excavation, it can be suspected since the 14th century Gampong Pande was a part of the trading port, a place of exchange. Grave and tombstones partially show the style of tomb and Aceh tombstone until the 16th century to the 17th century. The dirham findings validate the historical record that the kingdom of Aceh using it as a means of payment. Activities were noisy at least until the 17th century. Then Gampong Pande left, do not be a place before. Later in the 19th century, Gampong Pande back reuse for activities. Old shaft excavation result shows a high level of life. Making shaft with ring pottery/clay show quality people who are not arbitrary.
Abstrak
Aceh kaya dengan beragam objek artificial - utuh maupun fragmentaris - yang mengandung bahan sejarah dan layak diteliti. Di Gampong Pande di Kota Banda Aceh, data arkeologis-historis di sana banyak belum terbaca dan dimanfaatkan sebagai data/sumber sejarah. Situs dimaksud penting bagi upaya pengenalan peran Aceh terkait masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, juga berkenaan dengan bandar di muara Sungai Aceh. Belakangan ini penelitian arkeologis-historis telah dilakukan di sana. Hasil kegiatannya berupa keterangan tentang beragam objek arkeologis-historis seperti makam/nisan, fragmen keramik/tembikar, mata uang dirham, dan sisa struktur bangunan serta sumur. Terkait temuan survei dan hasil ekskavasi, dapat di duga bahwa sejak abad ke-14 Gampong Pande telah merupakan bagian sebuah bandar, tempat pertukaran barang dari berbagai tempat di dunia. Makam dan nisan yang di sana sebagian menunjukkan gaya jirat dan nisan Aceh abad ke-16 hingga abad ke-17. Adapun temuan dirham membuktikan kebenaran catatan sejarah bahwa kerajaan Aceh dahulu memakainya sebagai alat pembayaran. Aktivitas cukup ramai berlangsung setidaknya hingga abad ke-17. Kemudian ada saat Gampong Pande ditinggalkan, tidak menjadi tempat seperti sebelumnya. Kelak di abad ke-19 Gampong Pande kembali menjadi tempat yang diwarnai aktivitas kehidupan yang cukup baik. Sumur tua hasil ekskavasi menunjukkan tingkat kehidupan yang cukup tinggi. Pembuatan sumur dengan cincin gerabah/tanah liat bakar memperlihatkan kualitas masyarakat yang tidak sembarangan.
Downloads
Article Details
References
Ambary, Hasan Muarif, 1996. Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia No. 19: Makam-Makam Islam Di Aceh. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Ambary, Hasan Muarif, 1998. Menemukan Peradaban, Jejak Arkeologis dan Historis Islam di Indonesia. Jakarta: LOGOS Wacana Ilmu
Amiruddin, M Hasbi, 2006. Aceh dan Serambi Makkah. Banda Aceh: PeNA
Astuti, Ambar, 1997. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta: UGM Press
Bushell, Stephen W, 1977. Description of Chinese Pottery and Porcelain. Kuala Lumpur: Oxford University Press
Dunham, Stanley Ann, 2008. Pendekar-Pendekar Besi Nusantara: Kajian Antropologi Tentang Pandai Besi Tradisional Indonesia. (diterjemahkan oleh Yuliani Liputo). Bandung: Mizan Pustaka
Hasyim, Tuanku, 1963. Atjeh Daerah Islam jang Pertama. Dalam Risalah Seminar Sedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia. Medan: Panitia Seminar Sedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia. Halaman: 246 -- 257
Israr, C, 1955. Sedjarah Kesenian Islam. Djakarta: Pembangunan Djakarta
Legeza, Ireneus Laszlo, 1972. A Descriptive and Illustrated Catalogue of The Malcolm MacDonald Collection of Chinese Ceramic. London: Oxford University Press
Mundardjito, 1990. Metode Penelitian Permukiman Arkeologi. Dalam Monumen, Karya Persembahan Untuk Prof. Dr. R Soekmono (Edi Sedyawati et al, eds.). Depok: Universitas Indonesia. Halaman: 19-- 31
Rasjid, Sulaiman, 1989. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru
Sharer, Robert J & Wendy Ashmore, 1979. Fundamentals of
Archaeology. London: The Benjamin Cummins Publishing Company Inc.
Sharer, Robert J & Wendy Ashmore., 1993. Archaeology Discovering Our Past. Second Edition. California: Mayfield Publishing Company
Simanjuntak, Truman (eds.), 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Tjandrasasmita, Uka, 1975. Sejarah Nasional Indonesia, Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.