Tinggalan Batu Dulang Di Situs Alang Assaude, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku

Main Article Content

Karyamantha Surbakti

Abstract

Abstract
Batu dulang at Alang Assaude Village, Waisala District, West Seram Regency is still in-situ. in archaeology, such type of stone object is known as batu meja (table stone) or dolmen. This research is an attempt to view batu dulang in a holistic way, to see whether the utilization still shows elements of Megalithic tradition, which concept is ancestor worship. in other words, this research aimed at determining whether the objects are living monuments. Data collecting is done through surveys, observations, and interviews. The result reveals that putting coins on batu dulang are done by the local communities as an act to respect their inheritance from their ancestors. As a conclusion, the Megalithic aspect of batu dulang lies in the formal dimension, but they no longer used as the media for certain religion (death monument).

Abstrak
Batu dulang di Desa Alang Assaude, Kecamatan Waisala, Kabupaten Seram Bagian Barat masih insitu. Dalam khasanah arkeologi batu ini dikenal dengan istilah batu meja ataupun dolmen. Penelitian ini merupakan upaya dalam melihat tinggalan batudulang secara holistik, apakah penggunaannya masih menunjukkan tradisi megalitik yang berkonsep terhadap pemujaan roh leluhur (living monument). Pengumpulan data dilakukan melalui survei, observasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa uang koin di batu dulang merupakan perlakuan masyarakat setempat sebagai upaya untuk menghargai tinggalan leluhur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa aspek megalitik batu dulang terletak pada dimensi bentuk, namun bukan digunakan sebagai media untuk keperluan religi tertentu (death monument).


Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Surbakti, Karyamantha. 2017. “Tinggalan Batu Dulang Di Situs Alang Assaude, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 19 (1). Medan, Indonesia, 17-27. https://doi.org/10.24832/bas.v19i1.20.

References

Bellwood, P. 1997. Prehistory of The Indo-Malaysian Archipelago. 2nd Edition. Honolulu: University of Hawaii Press.

Binford, Lewis R. 1972. An Archaeological Prespective. New York, San Fransisco: London Seminar Press.

Endraswara, S. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Sleman: Pustaka Widyatama.

Handoko, W. (Ed. Bagyo Prasetyo). 2015. “Budaya Megalitik Di Kepulauan Lease, Maluku: Antara Tradisi dan Budaya integrasi”. Pernak-Pernik Megalitik Nusantara. Hal. 377--396

Herkovits, Mcville J, 1952. ”Anthropology and Economics”. The Economic Life of Primitive Peoples. New York: Knopf.

Prasetyo, B. 2008. “Penempatan Benda-Benda Megalitik Di Kawasan Lembah Iyang-Ijen Kabupaten Bondowoso dan Jember Provinsi Jawa Timur”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana UI.

Ririmasse, M. 2014. Laporan Penelitian Arkeologi Situs Hatusua 2014. Ambon: Balai Arkeologi Ambon. (Tidak Terbit).

Salhuteru, M. 2013. Laporan Penelitian Survey Arkeologis Alang Asaude. Ambon: Balai Arkeologi Ambon. (Tidak Terbit).

Smith, H. 2015. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Soejono, R.P. 1977. Sistem-Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah di Bali. Disertasi. Jakarta: Universitas indonesia.

Soejono, R.P et al. 1996. “Jaman Prasejarah di indonesia”. Sejarah Nasional indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan indonesia 1. Yogyakarta: Kanisius.