Temuan Kubur di Situs Bawahparit (Limapuluh Koto) Corak Penguburan Megalitik Masa Transisi
Main Article Content
Abstract
Abstracts
Buried is one of some activities in human life, which have been doing if someone died. In Indonesia, since arrival of Islamic influence, the prehistoric buried in several places have been developed and change with new phenomenon. In other site, some places have indication with two signs of prehistoric and Islamic buried. That facts, we can find in Bawahparit site that have location on Kototinggi District, Limapuluhkoto regent’s, West Sumatera. In this site, we could find a hundred of the up right stones as a sign of buried and human skeletons were setting in cavity and putting down in northwest-southeast orientation. It is the same with Islamic buried.
Buried is one of some activities in human life, which have been doing if someone died. In Indonesia, since arrival of Islamic influence, the prehistoric buried in several places have been developed and change with new phenomenon. In other site, some places have indication with two signs of prehistoric and Islamic buried. That facts, we can find in Bawahparit site that have location on Kototinggi District, Limapuluhkoto regent’s, West Sumatera. In this site, we could find a hundred of the up right stones as a sign of buried and human skeletons were setting in cavity and putting down in northwest-southeast orientation. It is the same with Islamic buried.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
Yondri, Lutfi. 2018. “Temuan Kubur Di Situs Bawahparit (Limapuluh Koto) Corak Penguburan Megalitik Masa Transisi”. Berkala Arkeologi Sangkhakala 14 (27). Medan, Indonesia, 110-26. https://doi.org/10.24832/bas.v14i27.161.
References
Asmar, Teguh. 1983. “Megalitik Unsur Pendukung Bagi Penelitian Sikap Hidup”, PIA III. Ciloto. Jakarta. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Nurhadi. 1990. “Arkeologi Kubur Islam di Indonesia”. dalam AHPA I, Palawawangan 1987. Jakarta. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Kadir, Harun. 1977. "Aspek Megalitik di Toraja, Sulawesi Selatan", dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi I. Cibulan
Mundardjito. 1981. "Etnoarkaeologi: Peranannya dalam Pengembangan Arkeologi di Indonesia", Seminr Sejarah III. Jakarta.
Permana, Cecep E. 1992. “Tinjauan Terhadap Orientasi Kubur Prasejarah”, dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VI. Batu, Malang, Jawa Timur.
Pope, Geofery Gran.1984. Antropologi Biologi. Jakarta: Rajawali Press.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1984. "Penelitian Tradisi Megalitik di Kabupaten Limapuluhkoto", Laporan Penelitian Arkeologi No.4. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (in press).
-------------------.1985. "Penelitian Situs Bawahparit, Desa Kototinggi, Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat", Laporan Penelitian Arkeologi No.4. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (in press).
-------------------.1986. "Laporan Ekskavasi Tradisi Megalitik di Kecamatan Suliki Gunung Emas dan Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat". Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Soejono, R.P. 2008. Sistem-Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah Di Bali. Disertasi. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sukendar, Haris. 1983. "Peranan Menhir Dalam Masyarakat Prasejarah di Indonesia" dalam Satyawati Sulaeman et.al (ed.) Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. hal 92-108.
-------------------.1993. “Arca Menhir Di Indonesia : Fungsinya Dalam Peribadatan”. Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia.
Sutaba, I Made. 1999. Keberagaman Dalam Perkembangan Tradisi Budaya Megalitik Di Indonesia. Jakarta: Puslit Arkenas.
Yondri, Lutfi. 1989. Menhir Dari Situs Bawahparit, Desa Kototinggi, Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat (Sebuah Analisis Pendahuluan). Skripsi Sarjana Fakultas Sastra, Jurusan Arkeologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurhadi. 1990. “Arkeologi Kubur Islam di Indonesia”. dalam AHPA I, Palawawangan 1987. Jakarta. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Kadir, Harun. 1977. "Aspek Megalitik di Toraja, Sulawesi Selatan", dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi I. Cibulan
Mundardjito. 1981. "Etnoarkaeologi: Peranannya dalam Pengembangan Arkeologi di Indonesia", Seminr Sejarah III. Jakarta.
Permana, Cecep E. 1992. “Tinjauan Terhadap Orientasi Kubur Prasejarah”, dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VI. Batu, Malang, Jawa Timur.
Pope, Geofery Gran.1984. Antropologi Biologi. Jakarta: Rajawali Press.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1984. "Penelitian Tradisi Megalitik di Kabupaten Limapuluhkoto", Laporan Penelitian Arkeologi No.4. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (in press).
-------------------.1985. "Penelitian Situs Bawahparit, Desa Kototinggi, Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat", Laporan Penelitian Arkeologi No.4. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (in press).
-------------------.1986. "Laporan Ekskavasi Tradisi Megalitik di Kecamatan Suliki Gunung Emas dan Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat". Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Soejono, R.P. 2008. Sistem-Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah Di Bali. Disertasi. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sukendar, Haris. 1983. "Peranan Menhir Dalam Masyarakat Prasejarah di Indonesia" dalam Satyawati Sulaeman et.al (ed.) Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. hal 92-108.
-------------------.1993. “Arca Menhir Di Indonesia : Fungsinya Dalam Peribadatan”. Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia.
Sutaba, I Made. 1999. Keberagaman Dalam Perkembangan Tradisi Budaya Megalitik Di Indonesia. Jakarta: Puslit Arkenas.
Yondri, Lutfi. 1989. Menhir Dari Situs Bawahparit, Desa Kototinggi, Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Limapuluhkoto, Sumatera Barat (Sebuah Analisis Pendahuluan). Skripsi Sarjana Fakultas Sastra, Jurusan Arkeologi. Universitas Indonesia. Jakarta.