Makna Penguburan Bersama Masa Prasejarah dan Tradisinya di Sumatera Bagian Utara
Main Article Content
Abstract
Abstract
Limited prehistoric archaeological data has hampered the interpretation process of a culture. Thus, comparing information in terms of cultural appropriateness, space and time is required. The discovery two of human skeletons in one burial is an example of the need for such comparison act to acquire a preliminary interpretation of the implied meaning of an archaeological discovery. The comparing method is ethnoarchaeology which involves onsite observation of the communal burial procession around Aceh Tengah Regency, namely the cultural territories of Batak Toba, Karo and Nias. The acquired interpretations of the communal burial activities in those cultural areas are what have been understand the same as the one burial chamber of Loyang Ujung Karang site. Cultural evolutions may explain the possible pioneering nature of such burial at Loyang Ujung Karang site as a secondary entombment in North Sumatra.
Abstrak
Keterbatasan informasi yang dihasilkan dari data arkeologi masa prasejarah menjadikan proses interpretasi sebuah kebudayaan terkendala. Untuk itu diperlukan informasi pembanding baik dalam konteks kesesuaian budaya, ruang dan waktu. Keberadaan dua kerangka manusia di dalam satu liang kubur merupakan salah satu contoh diperlukannya upaya pembanding tersebut. Hal itu akan dapat memberikan gambaran awal makna yang tersirat dari temuan arkeologis dimaksud. Metode pembanding dimaksud yakni etnoarkeologi, yaitu dengan melihat prosesi penguburan bersama di wilayah sekitar Kabupaten Aceh Tengah, yaitu di wilayah budaya Batak Toba, Karo dan wilayah budaya Nias. Makna yang terangkum didalam aktivitas penguburan bersama di ketiga wilayah budaya dimaksud, diinterpretasikan sebagai makna penguburan bersama dalam satu liang kubur di situs Loyang Ujung Karang. Mengingat adanya evolusi kebudayaan maka sangat dimungkinkan perilaku penguburan di situs Loyang Ujung Karang sebagai cikalbakal penguburan sekunder di daerah Sumatera bagian utara.
Downloads
Article Details
References
Adam, William.H. 1982.” Ethnography and Archaeology of an America Farming Community Silcott, Washington” dalam Elisabeth Tooker (ed) Ethnograpy by Archaeologist. Washington: The Ethnological Society
Bellah, Robert.N. 2000. Beyond Belief, Menemukan Kembali Agama, Esai- Esai Tentang Agama Di Dunia Moderen. Jakarta: Paramadina
Durkheim, Emile. 2001. “Masyarakat Sebagai Yang Sakral”, dalam Daniel L. Pals (ed) Seven Theories Of Religion Yogyakarta:Qalam: 149--206
Edgerton, Robert.B. 2006. “Kepercayaan dan Praktik Tradisional-Apakah Sebagian Lebih Baik Daripada yang Lainnya ?”. dalam Lawrence E Harrison & Samuel P. Hutington (ed) Kebangkitan Peran Budaya, Bagaimana Nilai-Nilai Membentuk Kemajuan Manusia. Jakarta: LP3ES: 194--213
Eliade, Mircea. 2001. “Realitas Yang Sakral”, dalam Daniel L. Pals (ed) Seven Theories Of Religion.Yogyakarta:Qalam: 265--334
Easton, David.1988. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Jakarta: Bina Aksara
Haviland, William A. 1988. Antropologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Komaruddin dan Ahmad Gaus.1998. Passing Over, Melintas Batas Agama.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Johnson, Doyle Paul.1986. Teori Sosiologi Klasik dan Moderen II (terjemahan Robert MZ.Lawang). Jakarta: Gramedia
Koentjaraningrat.1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press
_______.1993. Ritus Peralihan Di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
O'dea, Thomas. F. 1996. Sosiologi Agama, Suatu Pengenalan Awal. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
Orme, Bryony. 1981. Anthropology for Archaeologist: An Introduction. New York: Cornell University Press
Prasetyo, Bagyo dan Dwi Yani Yuniawati (ed). 2004. Religi Pada Masa Prasejarah Di Indonesia. Jakarta: Proyek Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi
Reid, Anthony. 2006.” Puau Orang Meninggal. Mengapa Orang Batak Membangun Tugu ?” dalam Henri Chambert-Loir & Anthony Reid (ed) Kuasa Leluhur. Medan: Bina Media Perintis: 167-193
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Medern. Jakarta: Kencana Sharer, Robert dan Wendy Ashmore,1979. Fundamentals of Archaeology. California:The Benyamin/cummings
Sellato, Bernard. 2006. “Orang Tak Berdaya Yang Meninggal: Peniadaan Nenek Moyang Di Kalangan Suku Aoheng, dan Beberapa Pertimbangan Tentang Kematian dan Nenek Moyang di Kalimantan”. dalam Henri Chambert-Loir & Anthony Reid (ed) Kuasa Leluhur. Medan: Bina Media Perintis: 1-60
Singarimbun, Masri. 1988. “Tipe, Metode dan Proses Penelitian” dalam Masri Singarimbun & Sofian Effendi (ed) Metode Penelitian Survei.Jakarta:LP3ES: 3-24.
Soejono, R.P. 2008. Sistem Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah Di Bali. Jakarta: Puslitbang Arkenas
Subagya, Rahmat. 1979. Agama Asli Indonesia.Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Cipta Loka Caraka
Wiradnyana, Ketut., 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias: Paduan Penelitian Arkeologi dan Antropologi. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
_______. 2011a. “Sistem Penguburan di Tanah Karo dari Masa Prasejarah Hingga Kini” dalam Forum Arkeologi TH.XXIV. No.3. November 2011. Denpasar, Balar Denpasar: 247--262
_______. 2011b. Pre Sejarah Sumatera Bagian Utara, Kontribusinya Pada Kebudayaan Kini. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Wiradnyana, Ketut dan Taufiqurrahman Setiawan. 2012. Laporan PenelitianArkeologi. Ekskavasi Gua-Gua Di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Medan: Balai Arkeologi Medan